Mohon tunggu...
Ones Madai
Ones Madai Mohon Tunggu... -

Mendengar musik, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sunyi

22 Februari 2012   19:14 Diperbarui: 25 Juni 2015   19:18 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Rintihan hujan menetes dengan perlahan.

Angin sepoi berhembus di celah-celah jendela keramik.

Dedaunan bambu gemuruh di serpah angin.

Hati ini tak tenang meresapinya.

Dingin malampun semakin mencekam.

Terasa samudera ada di depanku.

Di temani semerdu nyanyian malam.

Tak terdengar suara apapun.

Sunggu, sepih hati ini.

Seandainya angin bisa bicara.

Ku ingin titip salamku.

Biaskanlah salamku pada orang yang sedang ku rindukan.

Ku ingin berteriak lebih keras.

Namun, getaran suarapun tak akan terdengar.

Lewat dunia maya ini, ku ucapkan selamat malam buat, Desi dan Mamanya di Deiyai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun