Mohon tunggu...
Ones Madai
Ones Madai Mohon Tunggu... -

Mendengar musik, membaca dan menulis.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Ini Profil Singkat Sang Penggagas Noken

3 Mei 2013   20:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   14:09 424
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13675884572055065536

[caption id="attachment_258838" align="alignleft" width="300" caption="Titus Pekei, Penggagas Noken Papua. Foto Titus."][/caption] Titus Christoforus Pekei, Lelaki asal dari wakeitei, kabupaten Deiyai, Papua, berhasil mendaftarkan Noken Papua sebagai warisan budaya tak benda ke UNESCO. Perjalanan panjang dan berliku-liku ia lewati untuk mendalami ilmu tentang noken.

Lelaki kelahiran wakeitei ini menilai, noken sangat bermanfaat bagi kaum wanita maupun pria. Seperti, seorang ibu akan menggunakan noken ini sebagai menggendong bayi saat hendak keluar dari rumah. Sementara, kaum seorang lelaki berfungsi untuk isi barang-barang seperti rokok dan makanan.

Semangat titus untuk meneliti dan memperjuangan noken sebagai warisan budaya berawal dari, setelahUNESCO meresmikan pengakuan terhadap sejumlah warisan budaya di Indonesia, pada awal maret 2008. Warisan budaya yang pernah diresmikan diantaranya, tari saman dari Aceh serta keris dan batik dari Jawa.

Melihat budaya lain di Indonesia semakin dikenal, pekeipun semakin gelisah untuk memperjuangankan budaya Papua yang unik ke tingkat Internasional. Salah satunya adalah Noken Papua.

Menurut pekei, banyak warisan budaya papua yang dirinya obsesi untuk memperjuangan promisi kepada masyarakat dunia. “Saya sebelumnya, memikirkan sejumlah produk budaya Papua, termasuk tarian suku Asmat dan alat musik tifa, namun akhirnya mempertimbangkan noken Papua,”Katanya.

Hampir setiap kota di Papua, pekei pernah mengunjunginya demi meneliti tentang noken. Begitu besar jasa pekei selama penelitian hingga mendaftarkan di Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), wakil gubernur propinsi papua Klemen Tinal, sangat apresiasi dan menghargai terhadap perjuangan panjang dari peneliti noken ini.

Ketika peletakkan batu pertama pembangunan museum Noken di kompleks bangunan budaya Papua, di Jayapura, Rabu (10/4), wakil Gubernur Papua, Klemen Tinal, mengatakan, yang selayaknya, meletakkan batu pertama adalah titus.

“ Biarlah titus dulu. Dia sudah berjuang sampai ke Paris. Biar dia yang meletakkan batu pertama” Ujar Wakil Gubernur, Klemen Tinal, rabu (10/4), seperti yang dilansir dalam kompas cetak edisi rabu 17 April 2013, halaman 16.

Secara singkat profil dari penggagas Noken berdasarkan data media kompascetak adalah sebagai berikut :

Nama: TITUS PEKEI, SH,MSI

Lahir:Wakeitei, Kabupaten Deiyai, Papua

Pekerjaan :

üPeneliti dan Ketua pada lembaga Ekologi Papua

üPengajar tamu di beberapa perguruaan Tinggi jakarta dan Papua.

Pendidikan.

üSD-SMP selesai dari Kota kelahiran, Wakeitei, Kab.Deiyai, Papua

üSMA TB Waena, Jayapura.

üS-1 Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta

üS-2 Program Study Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia.

Pengalaman Kerja.

üStaf penegakkan Hukum Lingkungan Kementerian Lingkungan Hidup.

üStaf Pelaksana Ahli Lingkungan Kementerian Percepatan pembangunan Kawasan Timur Indonesia, 2003.

üPenggagas Noken sebagai warisan budaya tak benda dunia, yang di presentasikan di UNESCO, 4 Desember 2013.

Sebagai informasi tambahan tentang Noken, anda bisa akses melalui om google.com (Ones Madai).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun