Mohon tunggu...
muhammad adzkiafarhan
muhammad adzkiafarhan Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

manjadda wajada

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ada Apa dengan Sampah?

6 September 2022   07:41 Diperbarui: 6 September 2022   07:51 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Sampah Secara umum, sampah adalah sisa buangan dari segala jenis aktivitas manusia maupun proses alam yang tidak digunakan lagi. Sampah bukan cuma dihasilkan dari kegiatan yang sifatnya konsumsi, melainkan juga dari kegiatan industri, produksi, bahkan pertanian.

Jenis-Jenis Sampah

Berdasarkan sumbernya, sampah memiliki beberapa jenis sampah adalah sampah alam, sampah konsumsi, sampah manusia, sampah nuklir, sampah pertambangan, sampah industri. Namun berdasarkan sifatnya, sampah bisa dibedakan menjadi sampah organik dan anorganik.

Sampah organic adalah sampah yang bisa diurai oleh makhluk hidup. Yang termasuk jenis sampah ini adalah sisa makanan, sayuran, daun-daun kering, dan lain sebagainya yang berasal dari sisa makhluk hidup.

Dampak Sampah

Berdasarkan pengertian sampah, sampah pasti akan berdampak pada kesehatan manusia atau makhluk hidup lain. Biasanya lokasi sampah yang tidak atau kurang memadai akan menjadi tempat bersarang beberapa organisme yang bisa membawa penyakit seperti lalat, kuman, dan lain sebagainya.

Dengan kata lain, setiap jenis sampah yang tidak diolah dengan baik bisa menyebabkan beberapa penyakit seperti tifus yang menyebar dengan cepat karena virus yang ada pada sampah. Bagi lingkungan, sampah juga bisa membuat dampak buruk untuk kehidupan karena rembesan sampah yang masuk ke drenaise bisa mencemari air sehingga beberapa makhluk hidup disekitar bisa mati karena sampah tersebut.

Manfaat adanya Sampah

Walaupun begitu sampah juga bisa didaur ulang lagi untuk kepentingan manusia jika diproses dengan baik. Dengan demikian, pengertian sampah bisa memberikan dampak yang bagus jika sampah yang bisa diproses dan diolah kembali diperlakukan dengan baik.

Anda bisa mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos. Sedangkan sampah anorganik bisa diolah kembali dengan kreatifitas yang anda miliki untuk dipergunakan kembali.

Data Jambeck tahun 2015 menunjukkan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua di dunia sebagai penghasil sampah plastik ke laut, diantara 10 deretan teratas berikut ini:

1.China (3,5 juta ton)

2.Indonesia (1,2 juta ton)

3.Filipina (750 ribu ton)

4.Vietnam (730 ribu ton)

5.Srilanka (640 ribu ton)

6.Thailand (410 ribu ton)

7.Mesir (390 ribu ton)

8.Malaysia (370 ribu ton)

9.Nigeria (340 ribu ton)

10.Bangladesh (310 ribu ton)

Ketika ditotal, setiap tahunnya sebanyak 8 juta ton sampah plastik berakhir di laut. Jumlah yang sama besarnya dengan total sampah plastik yang dihasilkan oleh seluruh negara tahun 1961. 

Hingga para ahli memprediksi bahwa tahun 2025, kita bisa mencapai angka sepuluh kali lipatnya jika tidak ada upaya untuk memperbaiki.

Tapi ada hal yang mengejutkan, Apa itu?

Sampah yang Mendominasi

Belum selesai kita membahas angka sampah plastik yang kian mengkhawatirkan, kita harus berhadapan dengan fakta yang lebih menyedihkan. Bahwa total sampah plastik hanyalah 14% dari seluruh sampah di Indonesia! 

Ya, sampah plastik yang membuat Indonesia sebagai negara penghasil sampah peringkat dua, hanyalah sebagian kecil. Masalah sampah di Indonesia jauh lebih besar daripada itu!

Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), komposisi sampah didominasi oleh sampah organik, yakni mencapai 60% dari total sampah. Loh, berarti bagus dong? Kan itu bisa terurai secara alami. Eits, tunggu dulu. Sayangnya tidak sesederhana itu!

Faktanya, tumpukan sampah organik itu sulit terurai karena tercampur dengan sampah lain (anorganik dan B3). Bahkan bisa meledak kapan saja, seperti yang terjadi di TPA Leuwigajah Bandung, dimana TPA meledak dan longsor menimbun 2 pemukiman. S ebanyak 157 orang tewas di tempat, belum termasuk jasad yang tidak ditemukan.

Wah, parah banget dong? Iya, jelas. Seharusnya, ini jadi masalah serius dan prioritas untuk kita selesaikan.

Bagaimana Caranya?

Peran Masyarakat (Kita)

Tentu saja, peran aktif kita semua (sebagai masyarakat) dibutuhkan untuk menghadapi masalah sampah. Karena kita juga yang selama ini menghasilkan sampah. 

Jika semakin banyak yang mau untuk mengurangi dan mengelola sampah dari rumah, semakin banyak pula sampah yang teratasi. Kamu bisa mulai dari menggunakan produk pakai ulang, supaya lebih sedikit yang terbuang.

Sedangkan sampah yang tidak bisa dipakai lagi, dikelola menjadi sesuatu yang bermanfaat. 

Misalnya sampah organik dikumpulkan dan dikelola menjadi kompos. Sedangkan untuk sampah anorganik, kalaupun tidak bisa mengelolanya satu persatu, bisa dikirim ke bank sampah atau menggunakan jasa penjemputan sampah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun