Mohon tunggu...
Imada Muhammad Hammada
Imada Muhammad Hammada Mohon Tunggu... -

Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Prodi Ilmu Komunikasi angkatan 2014

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kalau Mainya ke Mall sama Kafe Udah Gaul ya?

13 September 2014   03:22 Diperbarui: 18 Juni 2015   00:50 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sekitar seminggu kemaren tiba-tiba ada anak satu kelas yang nyeletuk begini “Kita kafe atau mall yuk,biar bisa jadi anak gaul jogja”.Saya yang duduk di bangku paling belakang hanya diam sih,nggak menanggapi celetukan temen,tapi pikiranya melayang-layang mencoba tentang “mengiyakan atau nggak kalau mau jadi anak gaul”.hehe

Saya sebenernya sudah pernah main ke  mall ataupun ke kafe beberapa kali,tapi saya juga nggak merasa jadi gaul setelah masuk tempat-tempat itu,sepertinya malah nggak jadi gaul deh,tapi merasa terasing malahan.Gimana nggak terasing?saya jalan aja dicuekin sama orang-orang yang banyak itu,atau gaul itu kayak itu ya?

Kalau berbicara tentang gaul,menurut saya sih jika kita bisa bersama-sama bisa saling berbagi,bercerita,dan merasa lebih akrab.Apakah kayak gitu harus ke mall sama kafe?kan enggak juga.

Mungkin bisa dikategorikan berbagai macam gaul:

1.Gaul tingkat mall ataupun kafe,disini yang lebih banyak ditemui adalah gaulnya orang-orang yang berduit,kalau yang gaul tingkatan bawah masuk sini paling merasa terasing,kayak saya.hehe

2.Gaul tingkat borjo,angkringan ataupun warung kopi,di pergaulan tingkat ini lebih banyak diisi tingkat menengah dan menengak kebawah,tapi kalau masalah solidaritas dan kumpul-kumpul,orang-orang disini betah banget,mau ngopi dan ngobrol sampek subuh pun dijabanin.

Dari kedua jenis gaul tersebut semuanya sih oke,yang penting kita bisa menjaga diri agar tidak menjadi gaul yang berlebihan,maksudnya gimana?

Sebenarnya kita semua paham bahwa rata-rata kota besar di Indonesia dengan tingkat pergaulan mall,kafe,angkringan,pinggir jalan,ataupun warung kopi terkadang mempunyai sisi buruk.

Jika di mall ataupun kafe,kalau sebagai orang yang belum punya penghasilan kita mau nongkrong disana berlebihan lama-lama yang ngasih duit kita juga bangkrut,selain itu jika mau dirunut terus menerus maka mungkin saja menjadi pergaulan bebas,munculnya free sex,napza,dan lain-lain.

Di pergaulan angkringan ataupun warung kopi juga hampir sama,tapi disini terkadang orang-orang menghabiskan banyak waktu untuk ngobrol banyak hal,tapi kalau sudah berlebihan akan jadi nggak baik juga kan?karena ada kaidah begini “sesuatu yang berlebihan itu hukumunya keterbalikan” ,kalau ngobrolnya sampek subuh dan paginya nggak sekolah,kuliah,ataupun kerja malah rugi sendiri.

Pergaulan tingkat angkringan ataupun warung kopi juga bisa masuk ke ranah free sex,tapi mungkin kecil,tapi jika miras ataupun napza memungkinkan sekali masuk di pergaulan ini.Karna mau diakui atau tidak di masyarakat kita miras ataupun narkoba sudah banyak tersebar.

Dari itu semua,kita tetap harus bergaul dengan teman-teman lain,nggak mungkin kita menutup diri dari hal seperti itu,karena terkadang ada yang berpikir kalau seperti adalah hal yang buruk.Dan itu semua nggak buruk,di mall,kafe,angkringan,warung kopi terjadi banyak sekali diskusi sepele yang terkadang malah menjadi sebuah solusi permasalahan.

Di Jogja sendiri para mahasiswa lebih suka berdiskusi dan berbagi di warung-warung kopi,kenapa bisa begitu?mungkin dengan perasaan yang rileks pikiran mereka jadi lebih fresh dan mampu memecahkan solusi dengan pikiran yang tenang.

Di kafe dan mall pun juga begitu,jika merasa nyaman mereka akan mudah menemukan untuk solusi dalam suatu permasalahan.

Sebenernya semuanya tetap menjadi anak gaul,gaul menurut pribadi masing-masing sih.Selama masih bisa berbagi dengan teman,tukar pikiran,susah dan senang bersama.

Gaul ya yang seperti itu,bukan harus kita pergi ke tempat yang mahal-mahal kita baru bisa ditahbiskan jadi “anak gaul”,selama kita nyaman dan sesuai dengan kepribadian kita,mungkin itu adalah pilihan kita.

Jadi tentukan sendiri “gaul”mu.

Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun