Mohon tunggu...
andre kohardinata
andre kohardinata Mohon Tunggu... -

Bekerja sebagai Marketing di Perusahaan BSW GRAMEDIA adalah suatu tantangan tersendiri dalam mengaplikasikan ilmu marketing pada suatu perjalanan mengejar Target yang bernama OMZET yang ternyata dituntut lebih dari sekedar menerapkan teori teori Marketing, Tapi satu hal yang terlihat nyata bahwa Marketing adalah bukan pekerjaan yang membosankan, bahkan setiap saat hidup kita akan dipenuhi dengan hal hal baru yang menantang dan menarik untuk dijalani. Moto saya Get More For Get More !!!

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kisah Wanita Akuarium

4 September 2010   03:14 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:28 1023
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Beberapa tahun yang lalu, ketika saya masih berada di tingkat universitas saya mempunyai suatu pelayanan sosial kepadakaum Wanita Tuna Susila, saat itu kami kurang lebih ber 7 mempunyai suatu komitmen untuk mengentaskan mereka dari lembah hitam,dengan cara menyediakan lapangan kerja yang lebih halal.

Konsep kami dalam melakukan pelayanan sosial adalah dengan cara mendatangi tempat-tempat prostitusi di wilayah Surabaya, bertemu langsung dengan mereka, “menyewa mereka” untuk mencari peluang mendengarkan curahan hati mereka, sehingga akar permasalahan dari wanita tersebut dapat diketahui dan dapat kami selesaikan .

Suatu hari kami memutuskan untuk mendatagi suatu tempat prostitusi di Surabaya, tempat ini adalah sebuah hotel yang tidak terlihat bahwa di dalam hotel tersebut terdapat tempat prostitusi, karena tertutup oleh rimbunan pohon pohon, pada waktu pertama kali kami memasuki tempat tersebut, kami sempat kebingungan untuk menemukan pengelola tempat tersebut, yang pada akhirnya kami masuk kedalam sebuah restaurant yang berada dalam hotel tersebut dan tampaklah sederet wanita didalam ruangan kaca,yang sedang duduk(seperti akuarium ikan hias), dan juga ada beberapa meja makan yang dipergunakan tamu untuk melihat lihat wanita tersebut, selain itu terdapat satu orang laki laki dan perempuan paruh baya yang berfungsi sebagai makelar yang biasa dipanggil sebagai “Mami atau Papi”, Akhirnya kami masuk kedalam dan duduk di meja tersebut, serta merta "mami" mendatangi kami dan menawarkan wanita kepada kami dengan mengunggul-unggulkan kelebihan para wanita dalam "melayani tamu"

Misi dijalankan, salah seorang dari kami menyewa seorang wanita Tuna Susila, saat itu ada 2 biaya yang dikeluarkan yaitu biaya wanitanya seharga sekitar 200.000 short timedan biaya kamar seharga 120.000 , setelah negosiasi antara kami dan si "mami" selesai, kami pun dibawa keluar dari restauran tersebut dan masuk ke bagian hotel yang lebih dalam, dan terlihatlah kamar kamar yang memang dipergunakan untuk menuntaskan “negosiasi tersebut”.

Teman kami masuk kedalam, kurang lebih sekitar 1 jam, dia keluar dan ada beberapa cerita menarik yang dia ambil dari wanita tersebut : si wanita bercerita bahwa sebenarnya mereka tidak mau melakukan hal tersebut belum lagi kalau mereka bertemu tamu yang tidak sopan dan kurang ajar, dan ternyata mereka pun juga merasakan rasa berdosa karena melakukan hal tersebut, tetapi apa daya mereka dihimpit situasi ekonomi, yang kedua mereka bercerita mengenai pendapatan mereka, pendapatan dari tamu dibagi 3 dengan komposisi 5.000 untuk penjaga hotel, 35% untuk mami atau papinya, sisanya adalah untuk si wanita tersebut. Untuk pertamunya wanita tersebut mendapatkan kurang lebih Rp.125.000 Dalam 1 hari dia bisa mendapatkan minimal 5 tamu, jadi dalam 1 hari dia mendapatkan sekitarRp.625.000, dalam 1 minggu mendapatkan sekitar 3.000.000, dalam 1 bulan mendapatkan 12.000.000, wah kaya dong, kalah nih para pegawai swasta dan pengusaha, tapi ternyata uang tersebut tidaklah awet karena pengeluaran mereka pun besar, untuk uang kost saja, mereka harus mengeluarkan biaya sebesar 1.500.000 per bulannya, belum lagi untuk biaya kosmetik(mereka akan semakin mendapatkan tamu yang lebih banyak jika penampilan mereka lebih dari teman teman mereka oleh karena itu mereka harus rela membeli kosmetik yang cukup mahal), biaya pulsa dan lain lain, Belum lagi konsekuensi dosa yang harus dipertanggungjawabkan di surga, Setelah diinvestigasi lebih dalam ternyata akar permasalahan utama dari wanita tersebut adalah bukan karena mereka suka melakukan hal tersebut tapi lebih ke arah masalah ekonomi.(Kebanyakan wanita tuna susila mempunyai masalah yan gsama yaitu ekonomi)

Dari penuturannya kami tau bahwa akar permasalahannya ekonomi, maka harus dicari cara bagaimana memenuhi kebutuhan ekonomi mereka, tetapi yang paling penting yang harus dilakukan (dan ini tidaklah mudah) pertama kali adalah keyakinan yang sungguh dari wanita tersebut untuk mau lepas dari dunia mereka dan beradapatasi dengan dunia baru yang kami tawarkan, mereka harus mengetahui bahwa untuk mendapatkan uang butuh kegigihan yang kuat, harus mulai hidup berhemat (tidak bisa kos dengan harga yang sangat mahal, pemakaian pulsa harus dihemat, pembelian kosmetik dibatasi). Hal ini tidaklah mudah karena mereka sudah terbiasa dengan begitu mudahnya mendapatkan uang dari pekerjaan yang tidak benar, sehingga jika dihadapkan hal hal diatas, mulai muncul kemalasan didalam diri mereka, sehingga mereka menolak untuk keluar dari dunia mereka.

Setelah hal hal fundamental diatas dilakukan barulah kami mengajarkan konsep entrepreneurship kepada mereka, bagaimana mereka bisa memanfaatkan modal yang kami berikan untuk mereka menciptakan suatu produk baru dalam hal ini kerajinan tangan , dan mendapatkan keuntungan dari apa yang mereka hasilkan, dimana keuntungan ini bisa dipergunakan untuk memenuhi kehidupan mereka setidaknya dengan menggunakan uang yang halal . Bagi kami, kami sih berharap bahwa dengan apa yang kami lakukan bisa mengurangi calon penghuni neraka. God Bless You

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun