"Nduk", rangkaian detik kita untai serempet angin tak berasa sunyinya malam nan ramai merajut kasih tak berujung
"Nduk", lengkukan pipi senyum seakan menyayat pilu dikala ia mulai rata ku elus lewat jiwa
"Nduk", kini detik tak teruntai kini angin nan berasa kini malam nan sunyi kini kasih nemui ujung
"Nduk", jiwa ini nan ragu untaian kata pilu berselimut di bibirmu
"Tak apalah Nduk" untaian itu dari hati
"Nduk", rintihan hujan pun dihiasi pelangi menopang, jiwa tetap ramai ramai ku untai mendekat pelangi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!