Tentang Perahu dan Messiah Kelas Menengah
Lifeboat :
- Lifeboat is another word for ‘condom’ (not this one) x
- Lifeboat is a boat rescue craft which is used to attend a vessel in distress, or its survivors, to rescue crew and passengers. It can be hand pulled, sail powered or powered by an engine. Lifeboats may be rigid, inflatable or rigid-inflatable combination hulled vessels.
Lifeboat atau yang dalam bahasa indonesia dikenal dengan istilah Sekoci adalah perahu solid atau mengembangyang dirancang untuk menyelamatkan nyawa manusia jika terjadi masalah di laut. Sekoci umumnya merujuk pada kendaraan yang dibawa oleh kapal yang lebih besar untuk digunakan oleh penumpang dan awak kapal dalam keadaan darurat.
***
(Suara televisi di kejauhan.) Narasi :
“... Seorang lelaki paruh baya yang sehari-hari bekerja sebagai petugas keamanan di sebuah pabrik garmen ini, dikenal baik dan rajin beribadah oleh para tetangganya..
Mereka mengaku tak habis fikir atas kejadian tersebut, mereka sama sekali tidak menyangka AS (Inisial Pelaku. 54 Tahun) tega mengurung anaknya sendiri (RH. 8 Tahun) selama 2 hari tanpa makan dan minum di sebuah gudang di halaman belakang rumahnya..
Menurut pengakuan tersangka AS yang saat ini tengah mendekam di ruang tahanan polsek metro Kramat Jati, dirinya merasa mendapatkan : bisikan gaib, untuk melakukan hal tersebut. Hal itu dipercaya bertujuan untuk menguji kesabaran dan sekaligus melepaskan belenggu ilusi dunia fana.. “ (suara news anchor wanita)
“Shittt.. orang-orang udah makin aneh sekarang.. kenapa ngga besok hujan meteor aja.. biar mampus semua sekalian... damn humans.. ” ucapmu sinis, sambil membakar selinting ganja puntung sisa semalam..
***
Alternate Endings :
Alt : 1. Banjir besar yang kamu mimpikan tidak pernah terjadi (Pilih salah satu jawaban yang paling mewakili dirimu sendiri) :
(a). Kamu jadi gila. Terguncang dan merasa zonkk sekali.. buatmu, ini bagaikan sebuah kejutan April-mop paling twisted sepanjang sejarah umat manusia. Hidup, saat ini tak ubahnya seperti sebuah scene badly written In which I must play.. Persis seperti sepenggal lirik milik Simon & Garfunkel dalam Wednesday morning 3 a.m.
Fuck, fuck, fuck…. kamu merasa seperti lelucon.Kamu patah hati dan merasa di bohongi. Tapi oleh siapa dibohongi? Oleh “Dia” yang hadir dalam mimpimu. Dari awal, kamu seharusnya sudah tau bahwa mimpi itukan cuma bunga tidur. Tentu, sebagai growing up adult, kamu tidak bisa begitu saja mempercayai semua hal yang kamu temukan dalam mimpi, terlebih ketika itu melibatkan banyak orang.
“Kaum muda urban sekarang, terutama wanita, itu cenderung sering mengkhawatirkan sebuah idealisme mendalam, buat mereka, kepercayaan yang berlebihan pada suatu ‘ide’ (selain ide soal healthy, wealthy and fashionably successful living) itu adalah seperti anak kecil yg memasukan apapun ke mulutnya sendiri tanpa memperdulikan resiko yang akan timbul kemudian. Sebuah kepercayaan “bodoh” tentang segala sesuatu tak akan melukaimu, tentang segala sesuatu adalah baik adanya.. ck… no wonder si Lenny ninggalin lo man.. gw lihat lo udah terlalu obses, sama urusan bikin perahu ini.. ngga bagus man buat lo.. better lo cari hobby lain aja..” (kamu tiba-tiba teringat nasihat seorang teman yang waktu itu, kamu harap kamu dengarkan). Kini, semua terlambat bagimu. Kamu telah kehilangan segalanya. Orang tua, teman dekat, pekerjaan, Lenny, semuanya..
Kamu tertawa sambil menangis. “Well, sometimes.. when things get tragic enough, they circle back to comedy..”
(b). Kamu move on. Klik ‘delete’ pada sebuah folder bertuliskan “lifeboat project” dari desktop PC. Sambil tesenyum kamu menerima ini sebagai bagian dari fase perjalanan hidupmu yang mendewasakan. Semua orang pernah berbuat kesalahan terbesar sekalipun dalam hidupnya, tak terkecuali dengan dirimu. No big deal. Setelah menumpuk semua berkas soal lifeboat project dalam sebuah kotak kardus, kamu bergegas keluar kamar.
Di meja makan, ayah dan ibu sudah menunggu. Entah sudah berapa lama mereka menantimu disana. Tidak banyak yang mereka katakan, tetapi lewat binar cahaya yang terpancar dari matanya, kamu tau pasti, mereka sangat merindukanmu. Ada lega yang terpapar begitu jelas, ada kebahagiaan sederhana yang menyentuh. Setelah beberapa saat terdiam akhirnya mereka berkata “Kami tau, suatu saat nanti, kamu pasti pulang.. kami selalu sayang kamu.. we will never gave up on you, son..” Kamu menangis seperti bayi dipelukan mereka.
Tak pernah dapat terbayangkan olehmu, kesedihan macam apa yang terlebih dahulu harus mereka lalui untuk bisa berada kembali bersamamu saat ini. Kamu sungguh menyesal telah menempatkan mereka dalam posisi yang demikian.
(c). None of the above.
Alt :2. Banjir besar yang kamu mimpikan benar-benar terjadi (Pilih salah satu jawaban yang paling mewakili dirimu sendiri) :
(a). Kamu sudah di atas perahu, melihat ke arah orang-orang yang membentuk realitas kehidupanmu. Mereka tengah diombang-ambing oleh gelombang air bah yang luar biasa deras. Kamu tersenyum menyeringai, seraya berkata : “siapa suruh kalian tidak percaya terhadap apa yang telah ku katakan.. maka sekarang kalian rasakan sendiri akibatnya..” Kamu merasa benar. Dan kamu tak sudi repot-repot menukar perasaan itu dengan perasaan iba. Seperti karang yang tak lekang diterjang badai, kamu dingin tak bergeming. “…. Ini semua adalah buah dari kesalahan mereka sendiri. Aku telah mencoba memperingatkan mereka tentang hal ini, tetapi mereka malah menganggapku gila..”
Seiring dengan suara jerit tangis dan rintihan minta tolong yang memudar ditelan badai, kamu melakukan proses ‘deprogramming’, proses yang sama seperti yang dilakukan Ansel Roth kepada seorang mantan anggota kultus dalam film ‘Faults’. Kamu melucuti semua hal tentang mereka yang dahulu hadir dalam realitas kehidupanmu. Kamu adalah orang yang baru sekarang. Diri esoteric yang tak sabar menjelajah sebuah dunia baru yang tak kalah absurd. And you will live another day..
(meski kedengaran begitu egois, tapi jangan terkecoh oleh kebencian pribadi yang terselip pada ‘mereka yang sekarang menyesal tak pernah mempercayaiku’, ini justru merupakan aksi paling non-self yang pernah kulakukan semasa hidup, murni sebuah devosi pada ‘pesan agung’ yang hadir sebagai ‘suara’ dalam kepalaku. Ini mungkin adalah perintah Tuhan, dan tak bakal ada yang salah dari apa yang telah diwahyukan Tuhan, banjir inilah bukti kebenaran-Nya).
(b). Kamu sudah di atas perahu, melihat ke arah orang-orang yang membentuk realitas kehidupanmu. Mereka tengah diombang-ambing oleh gelombang air bah yang luar biasa deras. Kamu berkata dalam hati : “……. Mereka memang telah menganggapku kehilangan akal sehat, alih-alih mempercayai apa yang ku katakan, mereka malah membawaku menemui banyak psikiater. Mereka pikir aku ini gila. Mungkin memang kedengaran sedikit gila, tapi ‘mimpi’ itu begitu nyata. ‘Tugas’ itu begitu nyata. Dan aku yang bodoh ini kehabisan cara untuk membuat mereka melihat apa yang ku lihat.
Ini semua salahku, bukan salah mereka. Aku tidak punya satu alasan pun untuk menimpakan kesalahan ini pada mereka. Mereka hanya terlalu sayang kepadaku, mereka takut kehilangan diriku. Dan lagipula hal ini pasti sangat sulit diterima oleh nalar mereka. Siapa sih yang bakal menyangka akan ada banjir besar yang punya kemampuan meluluh lantakan seluruh kehidupan.. kita tidak sedang hidup pada zaman messianik, hari ini perkembangan kemampuan manipulasi manusia atas ruh alam telah jauh melampaui kebutuhan-kebutuhan untuk sekedar bertahan hidup. Hoover dam raksasa berteknologi tinggi dibangun dalam sekejap mata untuk men-supplay pasokan listrik kota Vegas, simply agar semua orang bisa tetap bersenang-senang di atas meja judi. Siapa yang bakal menyangka, huh?!
Kamu terkulai di sudut dek sambil memeluk erat lututmu yang gemetar tak karuan. Kamu bergumam sedirian : “buat apa aku hidup, tapi mereka semua mati.. buat apa aku hidup, tapi mereka semua mati…”
Tiba-tiba kamu berdiri, berteriak dan meracau sendiri seperti orang gila, lalu bergegas menumpahkan seluruh isi drum bertuliskan ‘bensin’, menyalakan sebatang rokok putih beraroma saus menthol, menghisapnya dalam-dalam 2 - 3 kali dengan cepat, lalu melemparkannya pada cairan kental hitam pekat yang telah terlebih dahulu menyebar ke seluruh penjuru kapal. Api memercik segera dan membakar seisi kapal. Kamu melompat ke dalam pusara air bah sambil memeluk tubuhmu sendiri, perlahan menyadari dirimu akan tenggelam bersama mereka-meraka yang terkasih. “Ini sungguh terasa benar..” fikirmu sambil kelihatan tersenyum kecil. Kamu dengan lapang dan gagah berani menerima kematianmu sendiri.. Kamu tak punya cukup hati untuk bisa move on melanjutkan hidup tanpa orang-orang yang membentuk realitas keseharianmu selama ini. Hidup tak akan punya makna tanpa mereka semua.. jadi buat apa?
Satu persatu tiang layar jatuh menghempas badan kapal, palang-palang kayu pohon cypress beririsan saling menindih. Kapal hancur dilalap api, seiring tubuhmu yang meregang dilumat gelombang. Semuanya mati. Game fuckin over.
(c). Persis seketika setelah kamu menentukan pilihan (a atau b), sebuah benda seperti piring terbalik, melayang-layang diatas permukaan air bah.
Dua makhluk mirip mie instan yang sudah lodoh dengan 2 buah baso sapi besar menyerupai mata menempel tepat di tengah wajahnya (*sebagai referensi visual, kamu bisa check : Tuhan agama Pastafarianism, an invisible flying spaghetti monster) mereka keluar dari lubang terbuka yang memancarkan cahaya terang. Seperti tidak cukup puas dengan tampilan wujudnya yang sudah begitu aneh, kemunculan mereka harus pula disertai oleh latar suara noise-noise ganjil hasil suara perangkat komputer yang ‘beyond’ banget. Pokoknya sesuatu yang belum pernah kamu dengar dan saksikan sebelumnya seumur hidup.
Mie instan mengambang : “Salam, makhluk triadik.. sang keterbuangan yang menyadari dirinya sendiri. Tolong jangan hiraukan apa yang seperti kelihatan di hadapanmu saat ini (*mie instan lodoh dengan baso yang mengambang di udara), kami mengambil bentuk ini melalui suatu teknik yang disebut particle holographic blablabablablaah…. “
(*Sungguh yang ada dipikiranku, hanyalah pertanyaan seputar bagaimana makhluk aneh ini mampu menghasilkan suara yang begitu keras tanpa kelihatan memiliki organ bernama mulut…)
“Kami berharap wujud ini dapat menciptakan sebuah perasaan familiar yang dapat diterima oleh pemahaman sederhana milik entitas sepertimu. Sebelumnya, kami ingin mengucapkan selamat atas keberhasilanmu menyelesaikan sebuah permainan bernama ‘have faith’.. “
Kamu sudah selesai.
Kamu : “Tunggu, tunggu.. tunggu dulu.. Sudah selesai? Apa sudah semuanya? Sudah selesai bagaimana? Habis ini bagaimana??!! ” Tanyamu dengan eskalasi kecemasan yang meningkat drastis.
Mie instan mengambang : “Kamu sudah selesai. Tidak ada lagi setelah ini. Kami akan membawamu pulang kembali ke Alpha Centurion, menaruh bungkus plasma di tubuhmu, menekan tombol off dan memasukanmu kembali ke kotak penyimpanan ‘mainan’. Sebentar lagi papa-mama akan segera kembali dari kantor. Dan kami belum mengerjakan satupun pekerjaan rumah (PR) yang diberikan.. jadi ada baiknya kami menyelesaikan permainan ini segera..”
“Tidak perlu khawatir jiwa malang. Tombol off tidak akan mematikan kesadaranmu. (seperti dalam mode hibernasi) kamu akan tetap sadar dalam ‘endless circle of abysmal nothingness..’ hingga suatu saat nanti kami menginginkanmu kembali untuk terlibat dalam ‘permainan’. Hmm… sudahlah, sulit dipahami memang, tapi sebagai ‘mainan’, kamu toh tidak perlu repot-repot berusaha memahami segala sesuatunya kan.“
Kamu terdiam, hidungmu mengeluarkan darah segar, perlahan tapi pasti kamu kehilangan kemampuan untuk mengontrol gerak tubuhmu sendiri. Seperti memasuki fase demi fase dalam kondisi bius paralysis, kamu menyaksikan dirimu tenggelam dalam kegelapan abadi. Mereka membawamu pergi.
“Empty spaces - what are we living for.. Abandoned places - I guess we know the score.. on and on, does anybody know what we are looking for… Another hero, another mindless crime.. Behind the curtain, in the pantomime.. Hold the line, does anybody want to take it anymore… The show must go on………”
(*sayup terdengar suara Freddie Mercury menyanyikan lagu ‘Show must go on’ mengalun liar dalam spektrum gelombang elektromagnetic yang mengorbit di sekitar atmosfir terluar bulan Saturnus, Titan.
Saat itu juga, kamu berharap untuk tidak pernah dilahirkan sebagai kesadaran..
(d). (…………………………………………………………………………)kamu bisa isi sendiri bagian ini sesuai dengan keinginan kamu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H