Mohon tunggu...
Machin Muhammad
Machin Muhammad Mohon Tunggu... wiraswasta -

saya adalah saya, bukan kamu, kalian atau mereka.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kursi Tua, pada Cerita

17 Juli 2011   22:41 Diperbarui: 5 Juli 2015   13:08 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Malam;

Adakah terlontar dari wajahmu penanda kerinduan yang menikam

Saat-saat kesunyian menjadi sampah menyumbat comberan sanubari

Hingga jantung tak lagi berdenyut, hendak meledak!!

Dan kau!

Yang jauh diujung cakrawala sana, adakah kau saksikan seorang pesakitan

Menghentak-hentak sajak-sajaknya sendiri, sampai lumat

Sampai kata-katanya berhamburan kesana-kemari bercampur debu,

abu dari sisa pembakaran tubuhnya yang sebentar lagi dikremasi.

Aku tahu kau menunggu diantara kesunyian yang beku,

Hingga desau angin malam menyusup ruas-ruas tulang

Menyemburkan gigil dipuncak ratapan

dan tangisan yang merintih-rintih.

Akupun tahu kau menunggu isyarat diujung harapan,

Ketika daun-daun bergoyang, seolah lambaian tangan

Dan senja semakin melahapmu, menggarisi putih wajahmu yang pucat saat itu

Aku tahu apa yang keluar dari celah diantara dua bibirmu yang gemetar,

“aku sudah tak kuat lagi menunggu, bayangan kelam telah melayang-layang”

Kemudian kau rebahkan tubuhmu disandaran kursi tua dipinggir telaga.

Sementara malam telah rebah diatas meja

Sajak-sajak sudah selesai dikremasi,

Pun perih telah sampai diujung daun-daun,

Melambai terdesir angin, isyaratkan selamat tinggal

Kau masih rebah bersandar dikursi tua,

Dan aku belumlah sampai dipenghujung cerita

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun