Mohon tunggu...
Mac Arif Hamdanas
Mac Arif Hamdanas Mohon Tunggu... lainnya -

I am just me. The REAL me. macariflc@yahoo.co.uk

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

9 Camat Kabupaten Meranti “Serbu” Camat Pakem

15 Oktober 2014   18:46 Diperbarui: 17 Juni 2015   20:55 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1413348851258116419

Bukan untuk mengungkit kisah pahit atau membuka luka lama. Tapi sejarah mengajarkan kita arti sebuah hikmah. 2 September lalu saya menulis berita bertajuk “Menantang Florence” untuk menggali hal tersembunyi dari Jogja yang katanya ‘miskin’. http://fiksi.kompasiana.com/cermin/2014/09/02/menantang-florence-685115.html

Berita itu menghebohkan dunia maya hingga dunia nyata untuk beberapa saat sebelum akhirnya menguap. Hingga kini belum ada jawaban dari Florence berkenaan dengan ‘tantangan’ itu. Malah Kadin Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan berserta 9 Camat se-kabupaten Meranti, Kepulauan Riau yang menjawab tantang mengeksplore Jogja.

[caption id="attachment_366620" align="alignleft" width="150" caption="Courtesy: El Channel Team"][/caption]

Selasa(14/10) 9 Camat se-kabupaten Meranti, Kepulauan Riau, disambut langsung oleh Camat Pakem, Sleman, Yogyakarta, Drs. Subagya, M.M di Kampung Labasan. Rombongan Camat se-kabupaten Meranti ini diagendakan melalukan pelatihan pertanian untuk kemudian diaplikasikan di kecamatan masing-masing.

Dalam diskusi yang berlangsung di pendopo Kampung Labasan Tropical Resort, Pakem, Sleman, Yogyakarta mereka nampak kagum dengan penjelasan sang pembicara, Supriyanto, S.P dari Pusat Pelatihan P4S. Dalam paparan materinya beliau menyampaikan kemajuan teknologi terapan yang digunakan di Kecamatan Pakem yang telah berhasil mengubah kesejahteraan para petani. Petani dapat meraih keuntungan bersih mencapai Rp39 juta per hectare dalam sekali panen.

Pak Supri, begitu beliau akrab disapa, menjelaskan bagaimana jerami diola dengan cara difermentasi dapat menjadi makanan kambing yang berkualitas tinggi. Kotoran kambing dari hasil jerami fermentasi ini kemudian diola kembali untuk dijadikan makanan ikan lele. Air kolam ikan tersebut dapat langsung digunakan untuk menyiram tanaman yang menyuburkan tanpa harus ditambahkan pupuk sama sekali. Di Kecamatan Pakem ini, para petani wajib menggunakan pupuk organic sehingga sehat dan tidak berefek buruk bagi kesehatan manusia yang mengkonsumsinya.

Di sisi lain, Kadin Pertanian Peternakan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Meranti, Yulian Norwis, S.E, M.M, yang jauh-jauh dari Kepulauan Riau ke Yogyakarta menyatakan kekagumannya atas perhatian semua pihak dalam mensejahterakan para petani di Yogyakarta. Di Kecamatan Tebing Tinggi Timur dan Kecamatan Tebing Tinggi Barat, Kepualau Riau, potensi pertanian andalannya adalah sagu. Bukan hanya untuk pemenuhan konsumi local dan nasional, sagu dari Meranti ini bahkan sudah diekspor ke manca negara. Meski olahan pohon sagu yang sudah cukup baik seperti teknologi mengubah kulit pohon sagu menjadi bahan pembuat jalan sejenis aspal, Camat Tebing Tinggi Timur dan Barat mengakui bahwa pengolaan pohon sagu masih perlu dikembangkan lagi. Salah satu upaya pengembangan itu adalah dengan mengikuti pelatihan dan kunjungan pertanian ke Kecamatan Pakem, Sleman, Yogyakarta, yang menjadi contoh desa wisata yang kaya akan hasil pertanian hingga produk olahannya.

Yulian Nowis, S.E, M.M juga terkaget saat mengetahui bahwa petani buah naga di Kecamatan Pakem dapat meraup keuntungan bersih hingga Rp400 juta dalam sekali panen sementara petani jamur di Yogyakarta dapat meraup keuntungan sedikitnya Rp100 juta setiap bulannya.

Yulian Norwis, S.E, M.M yang diwawancari disela-sela kunjungannya juga menyatakan rencananya dalam mengembangkan dan mengoptimalkan potensi lahan di Kabupaten Meranti seusai kunjungannya di Yogyakarta. Kampung Labasan Tropical Resort yang asri juga menjadi contoh yang akan segera dibangun persis di Kabupaten Meranti.  Keistimewaan Yogyakarta menginspirasi pemimpin-pemimpin daerah yang berkualitas untuk belajar dan berkunjung ke Yogyakarta adalah hal yang perlu dicontoh dan diacungi jempol. Dengan semangat sumpah pemuda di bulan Oktober ini, Yulian Norwis, S.E, M.M juga mengajak para pemuda untuk berkreatifitas dan mengoptimal potensi daerahnya melalui pertanian. “Tidak perlu malu jadi petani. Ada banyak petani yang  kaya. Pemuda harus lebih gigih agar ketahanan pangan Indonesia bias berswasembada”, ujarnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun