Dari kemarin kompasiana rame betul dengan artikel makan siang di istana. Ini bukan yang pertama kalinya. Bedanya dulu yang diundang belasan orang sekarang yang diundang ratusan. Kehebohannya pun sesuai jumlah undangan sebagai faktor pengalinya.
Persoalan yang diributkan pun sama persis berputar-putar disekitar:
- independensi blogger yang diundang akan goyah setelah makan siang gratis.
- kok si A yang diundang saya tidak? Apa kriterianya?Â
Untuk point pertama, hello... ini selembar undangan makan siang di istana kan? Bukan selembar saham Freeport kan? Makan siangnya pun sekali sajakan? Bukan makan gratis setahun atau seumur hidup di istana kan? Trus gara-gara itu berubah dari hater jadi lover gitu? Tanya sama PKS yang jago cuci otak apa bisa Jonru dan Adi Su dihasilkan dengan diberi sekali makan siang?
Point kedua, semudah itu kah kita dipecah belah hanya dengan selembar undangan? Indonesia negara besar tapi selalu dijajah sama negara yang lebih kecil, tanya kenapa? Ya itu tadi gampang banget dipecah belah.
Angaplah ini semacam undian. Admin main lotre, nama-nama di kocok trus keuar dah 100 nama. Yang gak kebagian boleh ngiri sebagaimana anda ngiri dengan orang yang menang lotre, sudah itu saja.
Buat admin, kalau memang gak sanggup karena kepepet paling aman pake sistem random, gak usah idealis bilang yang diundang yang akif nulis bla bla bla jadi blunder sendiri.Â
O iya buat Ira Oemar yg nolak dengan gegap gempita di FB. Saya anggap ini khas kesalahan emak-emak di FB suka pasang status gak jelas. Ceritanya begini, misalnya lagi sebal sama si x, eh malah ketemu di mal. Habis itu dia pasang status begini: Masya Allah habis ketemu Setan di Mal. Kalau si x yang diketemui tadi bisa baca dan berasa itu satu hal. Masalahnya tadi dia gak cuma ketemu satu orang itu di Mal. Ada beberapa teman lainnya. Lha terus pada rame-rame baca pernyataan kayak gitu, bukanya jadi bertanya-tanya apa salah gue ya di bilang Setan? Jadi buat yg suka ngumbar masalah pribadi di ranah umum hati-hati jadi bumerang mending disimpan saja dihati dan curahkan kepahitan saat berdoa kepada Yang Maha Kuasa. Insya Allah aman rahasianya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H