Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Kain Kafan

22 November 2016   16:37 Diperbarui: 22 November 2016   16:46 80
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Memet memandangi kain kafan. Hatinya masih terasa panas mengingat percakapan dengan teman-temannya, MANTAN teman-temannya.

“Ah, cemen elu Met.”

Lihat jutaan umat berkumpul tanggal 4 November yang lalu, semua bersatu padu saling mendukung demi membela agama, membela kitab suci, membela ulama, membela nabi.

“Oh sungguh bulu kudukku berdiri, setiap aku mendengar takbir dari mulut jutaan umat pendemo”

“Demi – demo, demi – demo. Emangnya elo kagak ada kerjaan lain ya. “Saya mesti kerja tauk, mana bisa ikut demo!” bantah Memet.

“Ini lebih penting dari pada kerja Met, ini urusan hidup dan mati, surga dan neraka.”

“Halah, buat saya kasih makan anak istri lebih penting bos.”

“Met…., Met. Kalau agamamu dinista engkau diam saja, kau sudah kehilangan ghirah, Met.”

Ghirah-Ghiroh, apanya sih yang dinista? Wong Ahok cuma bilang orang bisa menipu PAKAI ayat suci, apa salahnya sih.”

“Puih, elo kalau gak mau ikut demo ya sudah tapi gak usah ikutan ngebela orang yang menista ayat suci”

“Kalau gitu elo sama saja dengan si kapir. Elo mendingan pakai kain kafan saja”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun