Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Politik

Jurus SARA Terakhir: Mengadu Ahok dengan NU

1 Februari 2017   18:22 Diperbarui: 1 Februari 2017   18:50 2370
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dari awal saya sudah yakin satu-satunya cara mengalahkan Ahok adalah melalui SARA. Bila pembaca yang budiman dan watiwoman sudah mengikuti dua kali debat resmi KPU (yang tidak resmi tidak dihitung karena selalu kurang satu) tentu dapat mengambil kesimpulan siapa yang paling menguasai visi misi sekaligus bagaimana cara implementasi praktis di lapangan.

Saya rasa Pepo juga tahu kapasitas sang pangeran itu sampai dimana, kalau hanya mengandalkan pangkat mayor terus mau jadi Gubernur, DKI pula, itu sih ketinggian mimpinya. Karena itu senjata SARA sudah di asah dari awal. The unholy alliance pemuka agama dengan politik adalah kekuatan kubu Cikeas. Sudah lama beredar selentingan KH Ma’ruf Amin adalah orangnya SBY dalam MUI (mantan Wantimpres). Lewat Pak Kiai inilah terbit Penyataan Sikap mengenai penistaan agama yang kemudian dikawal FPI lewat GNPF MUI hingga berkembang menjadi sinetron kolosal bernama 411 dan 212.

Setelah bermain-main dalam 7 sidang sebelumnya dengan badut-badut bertopi fitsa, dalam sidang kedelapan ini akhirnya diturunkan juga saksi dari MUI. Namun lewat kesaksian Ma’ruf Amin inilah justru  skenario Cikeas menjadi terkonfirmasi, walaupun harus dibayar dengan harga mahal oleh Ahok, berupa  amunisi baru untuk Paslon 1. Kini harapan Paslon 1 yang sudah mulai semaput seoleh mendapat angin segar. Kesempatan mengadu Ahok dan team pengacara dengan NU terbuka lebar seolah menyiram minyak ke bara yang sudah hampir padam.

Jika saja kita semua berkepala dingin tentu dapat memahami apa yang terjadi. KH Ma’ruf Amin sedang bersaksi maka ia tunduk pada hukum dan perundangan yang ada. Kedudukannya sebagai Kiai dan pemimpin tertinggi NU menjadi tidak relevan. Namun apa boleh buat ternyata penyebutan saudara saksi saja dianggap tidak menghormati kiai. Speechless. Selain itu Ma’ruf Amin sedang bersaksi dalam posisi sebagai ketua MUI yang mengeluarkan fatwa, bukan sebagai Rois Aam PBNU. 

Namun dalam pernyataan jubir Paslon 1, disebutkan justru yang dikedepankan kedudukan Rois Aam PBNU nya, tentu saja dengan sengaja untuk menancing kemarahan NU. Taktik tersebut cukup berhasil karena GP Anshor akhirnya menyatakan siaga satu dan tidak kurang dari seorang Mahfud MD pun menyatakan tersinggung. Kali ini Jubir Paslon satu sukses menjadi Buni Yani.

Yenny Wahid yang juga sudah membaca situasi, langsung turun tangan dan menghimbau Ahok untuk tidak memproses lebih lanjut kesaksian KH Ma’ruf Amin karena akan memperkeruh suasana dan memberikan amunisi bagi kubu Cikeas untuk kembali bangkit dengan issue SARA yang lebih dahsyat.

 Walaupun Ahok cepat tanggap dengan situasi dan bahaya yang dihadapi dan langsung menyatakan permintaan maafnya kepada Ma’ruf Amin, namun kita semua tahu bahwa pemintaan maaf Ahok itu akan sia-sia.  SBY akan all out dalam mengungkapkan rasa sayangnya kepada sang pangeran, yaitu mengantarkannya pada kursi DKI 1. Belum selesai selesai tulisan ini diketik SBY sudah kembali konpers lagi. Saya yakin pasti akan ada provokasi baru dalam curhatannya. Yah kita harus berpikir positif katanya, siapa tau curhatan beliau dapat jadi inspirasi tulisan berikutnya. Mari kita tunggu perkembangan selanjutnya. Akankah NU terpancing? 

Sumber

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun