Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Dalam Karnival Tidak Ada Onta dan Babi

19 Mei 2016   12:51 Diperbarui: 19 Mei 2016   12:59 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Beberapa hari ini Kompasiana berubah menjadi Kebun Binatang mini. Banyak Onta dan Babi berseliweran saling berinteraksi. Ada yang termehek-mehek, termewek-mewek, ada pula yang terbahak-bahak atau mungkin biasa-biasa aja.

Sebenarnya dalam dunia seni binatang selalu menjadi sumber inspirasi bagi manusia. Dari interaksi erat manusia dengan binatanglah lahir karya-karya Seni bertemakan Binatang. Dari lukisan primitif di dinding gua sampai cerita fabel nan indah. Dari karangan kualitas cersil (cerita stensilan) sampai karya sastra bercitarasa tinggi seperti The Jungle Book karya Kipling atau satire macam Animal Farm-nya George Orwell semua menjadikan binatang sebagai sumber inspirasi.

Dalam dunia musik lebih berwarna lagi. Biasanya binatang hadir dalam lagu anak-anak seperti Burung Kutilang, Heli, Cicak di Dinding, Kupu-Kupu yang Lucu, Kucingku Belang Tiga dan masih banyak lagi.

Namun lagu-lagu pop dewasa ini sangat jarang ditemukan yang bertemakan binatang yang berkelas. Kalaupun ada biasanya konotasinya juga kurang baik. Lagu-lagu seperti Cucak Ruwo, Kucing Garong dan Buaya Darat itu agak-agak gimana gitu. Apalagi kalau group musik menamakan dirinya dengan nama Binatang seperti Trio Macan auwwww.

Lain musik pop lain pula musik kelasik. Dalam musik kelasik banyak sekali komposisi yang bertemakan binatang. Swan Lake, Fire Birds, Cunning Little Vixen adalah beberapa contoh.

Namun salah satu yang memberi inspirasi bagi saya pribadi adalah komposisi The Carnival of the Animals karya komposer Camille Saint Saen (Camille ya, bukan Camel, catet), Carnival sebenarnya adalah sebuah komposisi iseng-iseng alias just for funnya Saint Saen. Tujuannya tidak lain adalah untuk bersenang-senang bersama dengan teman dekatnya. Karena tidak menganggap serius, Saint Saen sampai membuat wasiat untuk tidak mempublikasikan karya uniknya selama ia hidup dan baru boleh diterbitkan jika ia sudah meninggal. Namun apa yang terjadi kemudian adalah sejarah. The Carnival of the Animals justru menjadi salah satu karya Saint Saen yang paling dikenal bahkan melebihi karya "serius" lainnya.

Nah pemirsa dari cerita diatas dapat dipetik sedikit pelajaran berharga yaitu ketika saudara menulis, menulislah "just for fun". Berapa sering tulisan yang ditulis dengan serius begitu publish langsung HL alias Hilang Lenyap dengan klik menyedihkan? Tapi begitu tulisan dibuat iseng-iseng walaupun tidak HL (HL benaran ini) dapat klik yang bejibun? Kedua, jangan mudah tersinggung, kalau mudah tersinggung apa juga dibilang bully, saya nyanyi Heli tersinggung yang kebetulan namanya Helianto misalnya. Jika saudara melihat kebun binatang di kompasiana, bersantai dan nikmatilah "The Carnival of the Animals"

Ketiga, dalam the Carnival of The Animals ada Singa, Ayam, Bagal, Benyu (si kura kura), Gajah, Kanguru, Isi Aquarium, Kuping Panjang, Burung Tekukur, Burung-burung lainnya, Sang Pianis (ini bukan binatang??), Fosil (bukan merek tas atau jam lho), dan Angsa.
Apa yang kurang coba? Ya betul, tidak ada Onta dan Babi di dalamnya.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun