[Suap-Menyuap]http://entertainment.kompas.com/read/2017/01/30/194959910/kala.raffi.ahmad.disuapi.anies.baswedan
Saya merasa terganggu dengan adegan suap-suapan antara Anies dengan Raffi Ahmad. Saya sungguh tidak mengerti apa yang akan dicapai dari intermezzo kampanye Raffi untuk Anies ini. Apakah bermaksud menggaet suara dari kaum LGBT? Atau kepingin menunjukkan kecakapan dalam hal "Suap-Menyuap"? Sebagai mantan menteri pendidikan ada baiknya Anies memberikan klarifikasi mengenai dampak image ini terhadap perkembangan jiwa anak laki-laki, karena anak cenderung meniru orang dewasa.
Kalau mau kampanye ya yang wajar-wajar sajalah. Kalau sekedar cari sensasi sih memang Raffi jagonya. Tapi suap-menyuap antara dua orang laki-laki dewasa sehat jasmani (entahlah kalau rohani) membuat saya mual. Untuk itu saya mohon KPU, Bawaslu, Dewan Pers dan KPI untuk tidak menayangkan image/foto/gambar dua lelaki yang sedang suap-menuap itu karena berpotensi membuat anak laki-laki yang belum dewasa mendapatkan kesan yang keliru. Jika tidak bisa dihindari maka tolong gambarnya di blur sebagaimana yang sering dilakukan terhadap adegan yang mempertontonkan aurat. Dan mohon penayangannya dilakukan bukan di jam prime time dan diberi label Dewasa atau 17+ atau R (Restricted) sebagaimana standar yang ditentukan oleh MPAA untuk film gay.
Munculnya Anies memang terkesan last minute decision setelah Sandi yang walaupun curi-curi start kampanye tetapi elektabilitas tak kunjung naik. Karena itu mungkin Anies jadi gelagapan karena kurang siap. Kalau begitu jangankan lawan Ahok, lawan Agus saja Anies megap-megap. Mengapa megap-megap lawan Agus? Ya karena Agus punya ilmu ngapung, jadi kalau banjir datang nah ngapung dia, kalau Anies kan harus berenang makanya megap-megap dia.
Jadi begini bro, menurut analisa saya (gaya sentilan-sentilun) Kalau Agus – Silvy itu jelas dari awal target pemilih mereka itu barisan sakit hati pembenci Ahok, Ontaer dan segala produk turunannya dan golongan HBLT (Haus Bantuan Tunai Langsung), alias kelompok irasional yang jumlahnya kian disurvey kian meningkat itu. Dari awal SBY begitu yakin bahwa merem aja Agus sudah punya penggemar karena golongan irasional itu masih cukup banyak. Mungkin SBY berpikir berkat golongan irasional inilah beliau berhasil menjabat 2 periode.
Ibaratnya keledai saja sudah jatuh ke lobang yang sama dua kali, artinya kalau bisa 2 kali bisa jugalah 3 kali dong, nah kalau sampai Agus menang artinya maka jatuhlah keledai kelubang yang sama untuk ketiga kalinya. Nah keledai kan tidak butuh program-program yang wah, ilmu ngapung, geser dikit jos, BLT, dana Rp 1 milyar per RW dan kartu Jakarta One yang bisa tarik tunai itu sudah lebih dari cukup.
Di sisi lain Anies – Sandi itu seperti orang bingung mau kemana sebenarnya visi dan misinya. Kalau dilihat dari debat kemarin pada intinya ada dua, pendidikan dan wira usaha Semua masalah apapun itu solusinya pendidikan (Anies) dan Wira Usaha (Sandi). Sebenarnyua visi membangun manusia itu rasional, tapi itu sudah dilakukan Ahok - Djarot. Anies mencoba rebut hati para pemilih rasional lewat kata-kata indah ala Mario Teguh. Padahal kaum rasional yang dukung Ahok itu kokoh tak tergoyahkan, sangat kecil kemungkinan bisa akan pindah ke lain hati.
Menyadari betapa sulitnya mendapat pendukung kaum rasional Anies mencoba merapat ke kaum Irasional pendukung Agus-Silvy. Beberapa usaha yang dilakukan Anies belakangan ini terlihat ke arah sana, antara lain mendekati kaum Jenggoter dan Dasterer (malu-malu tapi ngaku juga sepaham dengan FPI) dan pelahap BLT (ketika KJP yang secara tidak boleh tarik tunai mau dijadikan serba bisa tuniai).Â
Maaf ya Pak Anies, tapi usahamu seperti petinju yang asal mukul, tidak mengenai apa-apa dan akhrinya frustrasi sendiri. Dan bahayanya lagi kalau asal mukul bisa jadi salah sasaran, maksud hati menggaet kaum muda eh malah dapat LGBT! Jijay dweh....
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H