Mohon tunggu...
Old Imp
Old Imp Mohon Tunggu... Administrasi - Penyeimbang

Urlicht

Selanjutnya

Tutup

Politik

Asal Bukan Ahok, Penyesatan pun Saya Lakukan

24 Februari 2016   14:33 Diperbarui: 24 Februari 2016   14:56 1106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bombastis gak judulnya? Maaf kalau iya, tapi itu yang saya rasakan terhadap beberapa artikel yang menghiasi K beberapa hari ini.

Beberapa hari ini K ramai dengan artikel yang disusuli berbalas pantun di kolom komentar. Seru bro! Seperti nonton hunger game itu lho sekelompok ABG saling bantai. Bagus bro kayak box office, hit K melejit, sip, lah pokoke, every body is happy.

Memang ada sebagian pendukung Ahok yang Culun. Tandanya berkomentar asal jeplak dan biasanya berbentuk tuduhan ke penulis. Tapi yang gak suka Ahok pun gak kalah Culun karena balasannya pun sama Culunnya. Jadi sudahlah sesama orang Culun jangan saling mendahului gitu lho.

Baiklah yang culun gak usah digubris tapi perhatikan taktik para penyesat. Karena ada tertulis lebih baik sebuah batu kilangan dikalungkan ke lehernya dan dibuang ke laut. Ngeri gak bro. Kenapa penyesat begitu berbahaya? Karena yang mereka tulis itu separuh kebenaran dan separuh kebenaran itu kelihatan seperti Kopi Vietnam padahal racun Sianida Bro.

Supaya kita lebih waspada maka kenalilah tanda-tanda berikut ini:

1. Pembukaan,
Biasa dimulai dengan memuji diri, supaya pembaca yakin apa yang ditulis benar. Kalau perlu catut nama orang terkenal dan sepaham yang mendukung opininya tapi hanya sebagian bagian yang kurang sesuai hilang. Contoh: Gus Dur mendukung Pluralisme. Gus Dur juga kebetulan mendukung Ahok di Beitung Dulu. Kebalikannya juga berlaku yaitu ketika ada artikel yang kebetulan memuji Ahok eh penulisnya langsung di cap main politik.

2. Munculnya istilah/jargon dari langit.
Kapitalisme dengan gampang disematkan ke lawan politik. Kalau sudah dicap kapitalis artinya musuh rakyat. Setau saya musuh kapitalis itu komunis. Kalau mau pake logika goblig sih kalau anda membenci kapitalis artinya anda setuju komunis hahaha kesimpulan semprul bukan?. Kembali ke Ahok, Ahok kapitalis karena tidak membela rakyat kecil. Ck ck ck. Rakyat kecil yang mana? Azis yang punya kafe, mobil mercy tiba-tiba jadi rakyat kecil. Itu juga dapatnya dari keringat, darah dan lendir PSK yang dieksploitasi. Silahkan bela itu PSK merekalah orang kecil yang sebenarnya. Cara belanya juga bukan koar koar di Medsos Saya prihatin, prihatin, prihatin. Oke silahkan kembali jadi PSK. Sip.
Tapi kan ada juga rakyat kecil yang cari makan disitu bos. Iya Gan, itu ada rusun, memang agak jauh, tapi fasilitas lengkap. Banyak itu orang menengah yang mau lho. Kalau beli atau sewa ikuti harga pasal mahal itu. Lagian kamu mikir gak anak-anakmu besar di lingkungan semacam Kalijodo. Mau jadi apa? Azis II atau Riri II? Itu baru namanya bela Rakyat kecil bos, ubah nasibnya. Rasanya sakit memang, tapi lihat masa depannya. Itu namanya punya visi Daeng terhirmat.

3. Suka salah analogi.
Kantong plastik 200 vs 5000. Maaf sebentar,
Hahahahahahahahah
Maaf saya gak bisa menahan ketawa tadi. Kesimpulan apa gara-gara ngomong kantong plastik harusnya 5000 lantas gak berpihak pada rakyat kecil? Rakyat kecil jarang belanja di Mall. Mereka belinya di pasar tradisional. Kalaupun ke Mall sekedar cuci mata Bos. Lagian esensinya bukan itu Bro, harga kantong plastik itu bukan buat cari untung dari orang miskin tapi sebagai insentif negatif supaya mengindari atau setidaknya mengurangi pemakaian kantong plastik. Yang makan duit lendir itu yang Kapitalis Sejati Ya Auloh Ya Gusti.... Gregetan kayaknya gue.

4. SBY syndrom
Apa pulak itu? Itu mirip semacam sadomasochism. Terinspirasi dari lagu SO7: Caci maki saja diriku...
Bully saja aku kalau bisa menjadikan Indonesia lebih baik. Oh yesss....sssh. Mau di bully sepuluh tahun lagi juga sama saja. Kalau mau Jakarta lebih baik pilih yang bisa memajukan Jakarta. Kalau ada yang lebih baik dari Ahok jangan pilih Ahok, goblog itu namanya.

Catatan: artikel ini adalah repost katena artikel sebelumnya terhapus secara tidak sengaja. (Tidak ada warning sebelum kalau terklik tombol hapus).

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun