Mohon tunggu...
Abdullah Mabruri
Abdullah Mabruri Mohon Tunggu... -

masih dalam proses pencarian

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Laila

10 Agustus 2011   03:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   02:56 56
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Laila, aku merindukanmu sebagaimana aku menunggui ruang gelap yang hening, ketika bunyi yang terdengar hanyalah dengkuran orang-orang tidur, juga igauan pilu mereka. Sungguh kasihan, Laila, gelap yang sepi ini adalah tempatku bercinta dan bermain bersama waktu. Hanya dengan waktu aku bermain, karena ruang seperti berkhianat pada setiap umat yang bermunajat.

Aku terbang. Iya, terbang. Laila, sungguh terbang. Aku seperti layang-layang dan kau yang menarikku agar aku membumbung bersama waktu, bukan angin.

Laila, kau adalah senyap tempatku memuja dan menanti cahaya. Kehadiranmu kurindu dan kepergianmu kusendu. Namun, Laila, cintaku pada cahaya selalu hadir ketika kau hadir. Wahai cahaya, apakah kau adalah gelap yang memudarkan diri sendiri dan menjelma menjadi warna yang bersahaja rupa?

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun