Gara-gara Program Guru Penggerak
Oleh: M. Abd. Rahim
***
Gara-gara program guru penggerak, aku melewati hidup ini meresa serba kekurangan, kadang sedih juga tertawa indah. Dari mereka yang telah menjadi atau lolos guru penggerak, aku mulai banyak belajar pada mereka, kuingin kuikuti jejaknya dan memotivasiku untuk menjadi guru penggerak juga. Setelah kumencoba, ternyata banyak ujian, rintangan dan harus fokus untuk mengikutinya.Â
Dan bila diantara kalian ingin mengikutinya maka persiapkan lebih matang, dalam segi waktu, tenaga dan pikiran. Kalau ingin mengikuti jejak guru penggerak jangan sampai asal-asalan, sehingga saat waktu yang diberikan oleh sistem app.gurupenggerak-simpkb bisa diikuti dengan maksimal dan berhasil.
Gara-gara Program Guru Penggerak, di Kompasiana banyak kompasianer menulis tentang guru penggerak. Mereka membuat judul unik yang menggelitik, terutama artikelnya Omjay yang berjudul "Bubarkan Saja Program Guru Penggerak" judul yang sangat kontroversial bukan. Dari judul tersebut sampai saat ini menembus sebanyak 280.948 views. "Selamat Omjay!"
Di artikel Ibu Isti yang baru ini juga tentang guru penggerak, dia memberi judul "Ada Apa di Balik Pembubaran Guru Penggerak?" dan masih banyak lagi tulisan yang menarik untuk dibaca. Dari segala macam tulisan yang ada, tapi intinya satu. Gara-gara guru penggerak mereka ikut menjadi guru penggerak dan bagaimana mereka menjadikan kelas menjadi efektif efesien dan pendidikan berpusat pada peserta didik.
Pak Sudomo dalam artikel pendidikannya juga menulis tentang guru penggerak dengan judul "Jangan Ikut Program Guru Penggerak". Dia menulis tersebut karena ada teman gurunya yang sudah berumur lanjut dan juga ada yang lupa dengan tugas utamanya. Dia menulisnya di tanggal 15/1 dan sekarang menjadi Artikel Utama (AU). "Selamat ya Pak Sudomo."
Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang positif pada program guru penggerak. Walaupun mereka tidak ingin menjadi kepala sekolah mereka setidaknya bisa menjadi pemimpin dalam pembelajaran, menggerakkan siswa dan guru untuk melakukan keberhasilan dalam dunia pendidikan.
Di sekolah lain, ada kepala sekolah yang bilang agar mengajak guru-guru lain ikut program guru penggerak. Tapi hal itu, kembali pada diri masing-masing guru. Atau lebih kembali pada kebijakan sekolah, merencanakan mendata guru yang ingin menjadi guru penggerak.
Selanjutnya sekolah memberi wawasan, agar dalam menjalani program guru penggerak ada kemudahan. Seperti halnya ketika pendaftaran CGP, ada beberapa yang harus dikerjakan. Yakni dalam menjawab setiap pertanyaan tidak boleh plagiasi dan harus jawaban atau karya sendiri. Bila mengerjakannya melewati batas waktu, dia akan gagal daftar menjadi calon guru penggerak.