Maka dalam penyelesaian pendaftaran CGP mereka bersama menuntaskannya, walaupun dengan cara penulisan yang berbeda. Lalu dalam pengisian CV dan hal-hal yang perlu ditandatangani oleh kepala sekolah, jadikan satu lalu letakkan di meja kepala sekolah. Dan kepala sekolah selalu mendukung, serta Waka meminta mendampingi mereka sampai seleksi wawancara selesai, sampai mereka benar-benar terdaftar menjadi guru penggerak. Yaitu membuat tim guru penggerak, antar guru, atau antar guru mapel.
Mereka saling mendukung, antara satu dengan lainnya. Tidak ada niat menjatuhkan, apalagi bermusuhan. Bila ada yang kurang, yang tidak bisa segara dibantu dan dikoreksi bersama. Karena  bila di sekolah banyak guru yang mengikuti program guru penggerak, hasilnya akan kembali ke sekolah dan dirinya sendiri.
Itulah sedikit curhatan penulis, gara-gara Program Guru Penggerak ingin menjadi guru penggerak, masih merasa kesulitan untuk mewujudkannya.
Bagi yang sudah diterima dan menjadi guru penggerak, jangan sampai tugas utama (mengajar) ditinggalkan demi mengerjakan tugas-tugas yang ada. Mungkin tidak hanya itu saja, banyak sekali program yang digalakkan untuk menjadi guru penggerak. Maka, selamat bagi mereka yang sudah diterima menjadi guru penggerak. Selamat menjalankan amanah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H