Kalian mungkin pernah dengar mengenai bioetanol, dan fungsinya sebagai pengganti bahan bakar tak terbarukan. Di negara-negara empat musim, di mana warganya memiliki perapian di rumah mereka, bioetanol digunakan sebagai sumber api yang mudah didapat dan diperbaharui.
Sederhananya, bioetanol adalah etanol (alkohol) yang didapatkan secara khusus dari fermentasi pati tanaman. Meskipun etanol dapat diekstraksi sebagai produk sampingan dari reaksi kimia dengan etilena dan produk minyak bumi lainnya, sumber-sumber pembuat etanol ini tidak dianggap terbarukan, dan oleh karena itu sebagian besar etanol tak bisa dianggap sebagai bioetanol.
Bioetanol memiliki sejumlah keunggulan dibanding bahan bakar konvensional. Bahan bakar ini berasal dari sumber daya terbarukan, yaitu tanaman, dan bukan dari sumber yang terbatas. Salah satu tanaman yang dijadikan bioetanol dapat tumbuh dengan baik di Indonesia yaitu singkong. Singkong (Manihot utilissima) sering juga disebut sebagai ubi kayu atau ketela pohon, merupakan tanaman yang sangat populer di seluruh dunia, khususnya di negara-negara tropis. Tujuan dari penggunaan bahan bakar ini adalah untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar yang tidak dapat diperbaharui. Penggunaan bioetanol juga lebih aman dan dapat menghindari ketergantungan pada negara - negara penghasil minyak. Penggunaan bioetanol dipedesaan dapat mendorong petani untuk menanam tanaman yang lebih baik lagi dan dapat mengembangan pertanian di Indonesia karena potensi bioenergi di Indonesia sangat besar, terutama yang berasal dari sektor pertanian baik dari sektor tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, kehutanan dan peternakan.
Bioetanol merupakan sumber energi yang ramah lingkungan karena memiliki angka oktan yang lebih tinggi dibanding premium. Bahan baku pembuatan bioetanol dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
Bahan sukrosa, bahan-bahan yang termasuk kedalam kelompok ini antara lain nira, tebu, nira nipati, nira sargum manis, nira kelapa, nila aren, dan sari buah mete.
Bahan berpati, bahan-bahan yang termasuk ke dalam kelompok ini adalah bahan-bahan yang mengandung pati. Bahan tersebut antara lain, tepung-tepung ubi ganyong, jagung, sagu, bonggol pisang, ubi kayu, ubi jalar, dan lain-lain.
Bahan berselulosa (lignoselulosa) artinya adalah bahan tanaman yang mengandung selulosa (serat), antara lain kayu, jerami, batang pisang, dan lain-lain.
Jadi bioetanol ini sangat bermanfaat untuk kehidupan di masa kini maupun di masa yang akan datang. Dengan mengembangkan bioetanol dapat menghemat bahan bakar dan ramah lingkungan.
Salam Inovatif ^.^
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H