Dulu, sebelum bisa mencari rejeki sendiri, untuk makan sehari-hari tak pernah terpikir untuk membeli makanan jenis ini. Alasan utamanya jelas karena harga, yang tentunya takkan terjangkau oleh gapaian tangan mahasiswa yang tak kaya.
Meski tak kaya, sekali dua kali dalam beberapa bulan, Â semoga saja tidak begitu berdosa, mencoba mencicipi rasa masakan berbahan penuh nutrisi, ketika ibu dan bapak di rumah entah sedang menghadap sepiring nasi berteman sepi ataukah sedang menikmati nasi kenduri.
Kini, kebetulan harus bertemu warung yang tiap hari kulewati pulang pergi, namun tak pernah ada niat tuk menghampiri. Barangkali memang rejeki, selain ada soto dan gudeg, ada pula brongkos sapi. Masakan bergizi yang katanya penuh dengan kolesterol penyebab orang cepat mati.
Letaknya di tepi jalan sebelah kiri, jika kita berkendara menuju Jakarta dari arah Temanggung. Ada parkiran cukup untuk tiga empat mobil keluarga. Empat kilometer ke utara dari Ngadirejo, kota kecil dengan Tugu Monas hitam di pusatnya.Â
Rasa bumbunya begitu khas masakan Jawa, daging empuknya entah sudah dimasak berapa lama, tak membuat gigi renggangku susah payah bekerja.Â
Alas daun di atas piringnya menambah aroma alami makin menjadi, menggugah selera untuk segera menghabisinya.
Mari ramaikan kukiner sederhana, tanpa banyak prasangka seperti pemilik warung yang tulus membantu, tak mempersoalkan harga seplastik kerupuk  meski tak ada kembaliannya. Semoga menjadi berkah bagiku dam baginya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H