Lebak, Banten-- Guru-guru SMPN 2 Curugbitung, Kabupaten Lebak, Provinsi Banten, telah berhasil meningkatkan keterampilan mereka dalam menyusun bahan ajar berbasis microlearning melalui program pendampingan yang diselenggarakan oleh tim pengabdian masyarakat. Program ini dirancang untuk membekali para pendidik dengan pengetahuan dan keterampilan dalam menciptakan bahan ajar yang lebih interaktif dan adaptif, sesuai dengan kebutuhan pembelajaran di era digital saat ini.
Pendampingan yang berlangsung selama beberapa tahap ini dimulai dengan sosialisasi awal untuk memperkenalkan konsep dasar microlearning dan potensi teknologi sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran. Guru-guru diajarkan bagaimana cara memecah materi pelajaran menjadi segmen-segmen kecil yang lebih mudah dicerna oleh siswa. Materi disajikan dalam format yang menarik, seperti video pendek, infografis, dan kuis interaktif, guna memudahkan retensi informasi dan meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran.
Selama program, para guru juga mendapatkan pelatihan mengenai penggunaan berbagai perangkat lunak, termasuk Canva dan PowerPoint, yang dapat digunakan untuk membuat materi ajar berbasis microlearning. Setelah pelatihan, guru diberikan kesempatan untuk mengaplikasikan materi yang telah mereka buat ke dalam proses belajar mengajar di kelas. Mereka didampingi oleh tim fasilitator dalam mengintegrasikan teknologi dan menerima umpan balik secara langsung untuk meningkatkan kualitas pengajaran mereka.
Hasil dari kegiatan ini menunjukkan adanya peningkatan signifikan dalam keterampilan guru. Berdasarkan hasil uji Wilcoxon, terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil pre-test dan post-test, dengan nilai rata-rata pre-test sebesar 46,28 dan post-test mencapai 83,74. Ini menegaskan efektivitas program pendampingan dalam meningkatkan kapasitas guru dalam menyusun bahan ajar berbasis teknologi.
Para guru mengungkapkan antusiasme mereka terhadap program ini, dengan sebagian besar peserta berhasil mencapai kategori "sangat baik" dalam hasil post-test. Keberhasilan ini diharapkan dapat berkontribusi pada peningkatan kualitas pembelajaran di SMPN 2 Curugbitung, khususnya dalam mendorong kemerdekaan belajar siswa melalui penggunaan teknologi yang lebih kreatif dan efektif.
Kegiatan ini tidak hanya memberikan dampak jangka pendek, tetapi juga dirancang untuk keberlanjutan. Guru-guru didorong untuk terus mengembangkan keterampilan mereka dan berbagi pengalaman dengan rekan sejawat, sehingga tercipta lingkungan pembelajaran yang lebih dinamis dan inovatif di sekolah tersebut.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H