Setelah melewati Kledung pass, Parakan, akhirnya kami meluncur di jalur lingkar luar Temanggung. Kami sampai pada percabangan jalan, yang satu ke arah Magelang, satunya ke arah Sumowono-Semarang, satunya lagi ke Temanggung kota. Sebuah pengalaman menarik yang kami alami adalah, "jangan sepenuhnya percaya sama GPS kalau belum memahami benar medan". Saking asyiknya melihat GPS, kami memilih jalan arah Sumowono-Semarang daripada menempuh jalur Secang-Semarang. Pertimbangan kami, jalur Sumowono-Magelang nampak di GPS sebagai jalur yang lebih dekat dibandingkan Secang-Semarang. Namun, ternyata kami baru sadar ketika setengah jalan menyusuri jalur Sumowono-Semarang. Ternyata jalur tersebut adalah jalur alternatif dengan lebar yang pas untuk dua mobil ukuran sedang dengan sisi kiri (arah Semarang) terdapat jurang menganga tanpa pembatas sedikitpun.
Setelah mengalami perjalanan "slalom test ala Rusia" kamipun tiba pada jalan menurun yang amat curam sehingga keliatan lembah seakan-akan di depan kami.
Hampir beberapa kali kami masuk jurang lantaran harus bersimpangan dengan mobil dari arah yang berlawanan. Kondisi semakin membuat khawatir tatkala angin pegunungan bertiup dengan kencang sehingga setir seakan dihantam ke kiri. Wuiiiiiih, luar biasa petualangan ini. Sampailah kami di wilayah wisata Bandungan di lereng gunung Ungaran.
Setelah melewati Bandungan, masuklah kami ke wilayah Kabupaten Semarang, dengan ibukota Ungaran dan dibawah ini adalah gambar dari semangat bela Tim PSIS di kaca rumah di wilayah Bukit Semarang Barat (BSB).
(berlanjut)