Aturan semakin lama semakin diperbanyak, segala hal diatur. Ada pepatah hukum yang mengatakan, semakin banyak aturan yang dibuat di suatu negara itu menandakan bahwa negara itu tidak stabil dan tidak berdaya. Begitupun sebaliknya, semakin sedikit aturan yang dibuat, semakin stabil dan berdaya negara itu.
Apakah kita harus percaya pada paradoks dari Richard Auty yang menyebut kutukan Resource Course dimana dikatakan fenomena terjadi pada negara yang kaya akan sumber daya alam yang melimpah cenderung memiliki ekonomi yang tidak berkembang dibandingkan dengan negara yang tidak memiliki kekayaan sumber daya alam.
Karena hampir seluruh peristiwa memilukan di Indonesia ini terjadi karena Melimpahnya Sumber Daya Alam Indonesia, satu sisi menjadi kebanggan dan keuntungan namun dilain sisi menjadi sebuah kutukan karena menjadi sasaran negara lain.
Kita bisa ubah kutukan tersebut jika kita bisa menyelesaikan berbagai permasalahan yang ada terutama korupsi, korupsi benar benar harus bisa diberantas karena korupsi adalah rantai dari berbagai permasalahan yang ada, lalu mulai ubah export barang mentah menjadi produk jadi, dengan begitu harga jual akan lebih stabil serta buatlah kontrak pelindung nilai dengan negara luar untuk membuat kesepakatan harga jual, lalu melirik berbagai kemungkinan selain dari sumber daya alam dengan begitu Indonesia tidak hanya bergantung pada kegiatan yang berkait dengan SDA.
Kutukan atau keberkahan berada pada kita, jika kita mau sadar dan mengubah segala sistem yang buruk dan memperbaiki, maka kutukan itu akan berubah menjadi keberkahan yang tiada tara.Â
menurut sobat kompasiana, Kekayaan Sumber Daya alam Indonesia adalah sebuah keberkahan atau sebuah kutukan seperti yang dikatakan oleh Richard Auty? yuk berdiskusi di kolom komentar, salam kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H