Mohon tunggu...
Mas Yunus
Mas Yunus Mohon Tunggu... Dosen - Beyond Blogger. Penulis ihwal pengembangan ekonomi masyarakat, wisata, edukasi, dan bisnis.

Tinggal di Kota Malang. Bersyukur itu indah. Kepercayaan adalah modal paling berharga. Menulis untuk mengapresiasi. Lebih dari itu, adalah bonus.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Literasi Keuangan di Balik Keajaiban Maestro Infinite Protection

19 Juli 2017   12:24 Diperbarui: 4 Agustus 2017   15:25 1337
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kompasiners tampak serius mengikuti edukasi keuangan|Dokumentasi Pribadi

Keluarga muda bekerja keras selagi produktif. Kebutuhan terus meningkat, seiring dengan peningkatan pendapatan. Untuk merawat "dompetnya", keluarga muda mengestimasi pendapatan mendatang dengan membeli aset di waktu sekarang. Sambil tetap bekerja menuju keluarga mapan, mereka berusaha melindungi asetnya.

Kisah berikut ini, menggambarkan perilaku ekonomi di atas. Darinya dapat diambil pelajaran tentang cara mengelola aset bisnis. Ketika itu, kami bertiga naik mobil taksi online dari depan Mall Ramayana Bungurasih menuju Surabaya untuk mengikuti edukasi keuangan di event "Kompasiana Nangkring Bersama AXA Financial Indonesia", JW Marriott Hotel, Jalan Embong Malang No. 85-89, Surabaya (Jumat, 14/7/2017).

Kompasianer Malang hadir di Kompasiana Nangkring Surabaya|Dokumentasi Pribadi
Kompasianer Malang hadir di Kompasiana Nangkring Surabaya|Dokumentasi Pribadi
Sepenggal Kisah Keluarga Muda

Kami tiba di lokasi jelang acara dimulai pukul 18.00 Wib, dan mengikutinya hingga usai pada pukul 22.00 Wib. Sebelum tiba di lokasi, terjadi obrolan antara kami dengan si driver di tengah perjalanan. Ia berbagi cerita bahwa mobil baru miliknya dibeli dengan cara kredit, lengkap dengan asuransinya, all risk.

Keputusannya didasari karena dia dapat mengantongi pendapatan bersih sekitar Rp 500 ribu/hari dari usaha taksi online. Padahal, ia hanya mengemudikan mobilnya mulai sore. Sementara pada pagi harinya, ia harus bekerja di sebuah mall. 

Ketika dia berhasil menarik pelanggan lebih dari lima kali dalam sehari dan memperoleh tanda bintang (rating 4,7), maka dia berhak mendapatkan bonus.

Sepenggal kisah di atas, menggambarkan dinamika ekonomi keluarga muda di sebuah kota metropolis. Dapat dibayangkan, anak-anak keluarga muda terus tumbuh dengan gaya hidup baru. Perlu pendidikan dan kesehatan yang lebih baik. Sesekali butuh travelling. 

Untuk memenuhi ragam kebutuhan sekaligus gaya hidup, keluarga muda memeras otak. Bekerja cerdas kata sebagian orang. Ada yang mencoba alih profesi, membuka bisnis baru, berinvestasi, atau membeli aset bergerak seperti pemilik taksi onlinedi atas. Boleh jadi, ada yang fokus menjadi blogger profesional?

Satu set media permainan Praxis tertata di atas meja bundar|Dokumentasi Pribadi
Satu set media permainan Praxis tertata di atas meja bundar|Dokumentasi Pribadi
Perilaku ekonomi masyarakat dapat disimulasikan lewat permainan Praxis. Permainan ini mirip game anak-anak bernama "Monopoli". Bedanya, praxis menyajikan tema-tema yang sengaja didesain mendekati realitas kehidupan ekonomi sehari-hari. Ada tema pekerjaan, tabungan, bonus akhir tahun, kerugian investasi, properti, asuransi, dan lain-lain.

Tema-tema permainan Praxis mendekati realitas ekonomi sehari-hari|Dokumentasi Pribadi
Tema-tema permainan Praxis mendekati realitas ekonomi sehari-hari|Dokumentasi Pribadi
Belajar Merencanakan Keuangan Lewat Permainan Praxis

Tiap kelompok dalam pemainan praxis, terdiri atas 5-7 peserta. Masing-masing peserta diberi modal awal 7000 US$ dollar. Secara bergiliran, peserta melempar dadu. Pada lemparan pertama, dadu saya jatuh di kamar properti. Saya putuskan untuk membeli. Ternyata uangnya kurang. Terpaksa pinjam dana dan berbunga. Begitu juga peserta yang lain, melempar dadu dan membuat keputusan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun