[caption caption="Produk Limbah Cangkang Kelapa Sawit Untuk Kerajinan dan Batik, Ditampilkan di PPI 2015/Dokumen Pribadi"][/caption]
[caption caption="Mas S. Hariadi, Kompasinaer asal Malang Sedang Belajar Membatik di Stan PPI 2015/Dok. Pribadi"]
Inovatif, ternyata limbah industri berupa cangkang kelapa sawit dapat diubah menjadi bahan pewarna batik, partikel block (interior), dan furniture. Limbah cangkang kelapa sawit, kakao, gambir dan rumput laut, juga dapat menghasilkan pewarna batik dan serat alam non tekstil yang bernilai tinggi. Aneka produk-produk inovatif yang dihasilkan oleh Center for Handicraft and Batik itu ditampilkan dalam Pameran Produksi Indonesia (PPI) pada 6-9 Agustus 2015 lalu. Produk-produk unggulan Kemenperin tersebut, kiranya patut ditindaklanjuti hingga menghasilkan aneka produk kerajinan dan batik yang laku di pasar, baik pasar domestik maupun pasar luar negeri.
Masyarakat sudah tahu, bahwa Indonesia kaya akan sumber daya alam (SDA) seperti kelapa sawit. Kebun kelapa sawit banyak bertebaran di Pulau Sumatera, Kalimantan, dan Papua. Namun sangat disayangkan apabila limbahnya berupa cangkang kelapa sawit dibiarkan begitu saja menumpuk di sekitar perusahaan, padahal sulit terurai dengan tanah. PPI 2015 hanyalah pintu awal untuk menunjukkan bahwa kita kaya akan SDA, selanjutnya terserah kita mau melakukan apa. Namun jangan sampai terjadi seperti pepatah “ayam mati kelaparan di lumbung padi”, alias ekonomi masyarakat sulit berkembang akibat mereka tidak dapat memanfaatkan anugerah Tuhan berupa kekayaan SDA. Tanpa kreativitas dan inovasi, mustahil limbah industri berubah jadi produk bernilai tinggi yang pada akhirnya dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
****
Batik Motif Tingi-Tunjung dan Kertas Seni Hasil Olahan Limbah
Foto utama di atas memperlihatkan sampel beragam limbah poduk sampingan bahan baku industri, seperti limbah cangkang kelapa sawit yang berwarna kehitaman dan limbah rumput laut yang berwarna putih. Limbah cangkang kelapa sawit dapat dibuat sebagai bahan “pewarna dasar” atau “warna motif” batik yang sangat menarik. Sementara limbah bahan baku rumput laut dan batang tebu, dapat dibuat sebagai bahan kertas seni. Foto tersebut merupakan dokumen pribadi, yang saya abadikan saat mengunjungi PPI 2015 di stan nomor 38, tempat Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB) menampilkan produk inovatif yang menjadi unggulannya.
[caption caption="Beberapa Contoh Jenis Limbah Untuk Bahan baku Pewarna Batik/Dokumen Pribadi"]
Pewarna batik dari olahan limbah cangkang sawit, dapat menghasilkan warna motif “Tingi-Tunjung” yang indah alami. Efek warna dasarnya berasal dari perpaduan limbah cangkang kelapa sawit dan tawas, setelah melalui proses yang panjang sejak diektraksi hingga menghasilkan produk setelah dilakukan pengujian di laboratorium. Perpaduan antara warna kehitaman dengan warna putih hasil olahan limbah cangkang kelapa sawit itu, produknya tampak seperti pada foto-foto di bawah ini. Jika dipadukan dengan pewarna hasil limbah tanaman kakao setelah dicampur dengan tawas dan kapur, wow… ternyata menghasilkan warna baru yang tak kalah indahnya. Efeknya indah alami, batik motif Tingi-Tunjung terlihat berwarna cokelat tua (warna motif batik) dan cokelat muda (warna dasar).
[caption caption="Batik Dengan Warna Motif Tingi-Tunjung, Pewarnanya Berbahan Baku Limbah Cangkang Kelapa Sawit/Dokumen Pribadi"]
[caption caption="Ragam Produk Motif Batik Berbahan Baku Limbah/Dokumen Pribadi "]