Diatas tarian derita rakyat yang makin mengejang
Karena ganasnya ketidak-adilan
Sang begawan hanya bisa memandang
Â
Layar kaca televisi berhias potret negri
Berubah-ubah silih berganti
Kadang pesta pora kadang duka lara
Sedetik gembira ria detik berikutnya duka nestapa
Â
Melihat potret negeri seoleh berubah tanah tumpah air mata
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!