Mohon tunggu...
M tantomi Asrori
M tantomi Asrori Mohon Tunggu... Guru - Guru Kelas

Menjadi seorang guru di daerah 3T yang tidak memiliki akses listrik dan sinyal. Hal ini tidak membuat saya berputus asa untuk berusaha meningkatkan kompetensi agar mampu memberikan pendidikan yang berkualitas.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Menumbuhkan Minat Literasi Peserta Didik Melalui Perpustakaan Mini

21 Juni 2024   08:22 Diperbarui: 21 Juni 2024   08:25 83
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Faktanya UNESCO menyebutkan Indonesia urutan kedua dari bawah soal literasi dunia, artinya minat baca sangat rendah. Menurut data UNESCO, minat baca masyarakat Indonesia sangat memprihatinkan, hanya 0,001%. Artinya, dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca!

Riset berbeda bertajuk World's Most Literate Nations Ranked yang dilakukan oleh Central Connecticut State Univesity pada Maret 2016 lalu, Indonesia dinyatakan menduduki peringkat ke-60 dari 61 negara soal minat membaca, persis berada di bawah Thailand (59) dan di atas Bostwana (61). Padahal, dari segi penilaian infrastuktur untuk mendukung membaca, peringkat Indonesia berada di atas negara-negara Eropa.

Fakta kedua, 60 juta penduduk Indonesia memiliki gadget, atau urutan kelima dunia terbanyak kepemilikan gadget. Lembaga riset digital marketing Emarketer memperkirakan pada 2018 jumlah pengguna aktif smartphone di Indonesia lebih dari 100 juta orang. Dengan jumlah sebesar itu, Indonesia akan menjadi negara dengan pengguna aktif smartphone terbesar keempat di dunia setelah Cina, India, dan Amerika.

Ironisnya, meski minat baca buku rendah tapi data wearesocial per Januari 2017 mengungkap orang Indonesia bisa menatap layar gadget kurang lebih 9 jam sehari. Tidak heran dalam hal kecerewetan di media sosial orang Indonesia berada di urutan ke 5 dunia. Juara deh. Jakarta lah kota paling cerewet di dunia maya karena sepanjang hari, aktivitas kicauan dari akun Twitter yang berdomisili di ibu kota Indonesia ini paling padat melebihi Tokyo dan New York. Laporan ini berdasarkan hasil riset Semiocast, sebuah lembaga independen di Paris.

Coba saja bayangkan, ilmu minimalis, malas baca buku, tapi sangat suka menatap layar gadget berjam-jam, ditambah paling cerewet di media sosial pula. Jangan heran jika Indonesia jadi sasaran empuk untuk info provokasi, hoax, dan fitnah. Kecepatan jari untuk langsung like dan share bahkan melebihi kecepatan otaknya. Padahal informasinya belum tentu benar, provokasi dan memecah belah NKRI.

Oleh karena hal ini lah, kita sebagai guru perlu meningkatkan minat literasi peserta didik agar tidak membaca informasi hanya setengah-setengah dan bisa bernalar kritis. Maka salah satu cara yang bisa kita lakukan sebagai guru adalah dengan menghadirkan sarana untuk melatih kemampuan literasi dan meningkatkan minat literasi peserta didik. Contohnya yaitu dengan menghadirkan pojok baca/ perpustakaan mini di kelas akan memudahkan peserta didik untuk menjangkau buku bacaan dan tidak lupa di imbangi dengan bimbingan guru untuk melatih kemampuan berliterasi peserta didik.

Perpustakaan mini merupakan salah satu fasilitas pendidikan yang biasa dipakai untuk pelajar untuk mendukung kegiatan belajar mengajar maupun kegiatan literasi. Perpustakaan mini juga dapat menjadi penyedia informasi maupun kegiatan literasi membaca pada anak usia sekolah dasar (SD).

Meningkatkan minat baca melalui perpustakaan mini di kelas sangatlah kreatif karena peserta didik akan tertarik untuk membaca buku apalagi jika perpustakaan mini tersebut dibuat dengan sangat lucu dan kreatif. Dengan menyisihkan waktu 15 menit untuk membaca buku yang ada di perpustakaan mini hal itu akan meningkatkan minat baca terhadap anak. Hal itu harus dilakukan secara konsisten agar anak terbiasa.

Peserta didik diharapkan membawa buku yang masih layak untuk dibaca agar bisa mengisi rak di perpustakaan mini. Nah jadi ketika Peserta didik membaca dikelas mereka akan membaca buku secara bergantian sesuai buku yang ada di perpustakaan mini tersebut.

Dengan adanya perpustakaan mini akan membuat mereka menjadi sering membaca. Setiap hari sebelum pembelajaran dimulai Peserta didik  harus membaca buku yang ada di perpustakaan mini di kelasnya hal itu akan membantu mereka untuk menambah minat baca mereka. Agar mereka tertarik buku yang ada di perpustakaan mini di kelas bukunya harus menarik untuk dibaca. Seperti buku dongeng, buku yang banyak gambarnya dll. Dengan melakukan hal itu diharapkan Peserta didik akan terbiasa dalam membaca.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun