Dua pandangan diatas yaitu Pertama ,Bjorka sebagai ancaman terorisme berusaha untuk menciptakan rasa takut dikalangan masyarakat dan pemerintah. Kedua, Tak hanya membuat rasa takut, peretasan ini bertujuan untuk membuat tidak adanya rasa kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. menunjukan bahwa dalam perspektif pemerintah Bjorka termasuk kedalam ancaman terorisme jenis cyber terrorism. Kasus Bjorka adalah pengingat bahwa ancaman cyber-terrorism bukan lagi sekadar teori, tetapi sudah menjadi kenyataan yang harus dihadapi oleh Indonesia. Pemerintah perlu segera meningkatkan infrastruktur keamanan siber untuk mencegah peretasan di masa mendatang. Selain itu, transparansi dan komunikasi yang efektif dengan masyarakat sangat penting untuk membangun kembali kepercayaan publik. Tanpa adanya kepercayaan ini, pemerintah akan kesulitan menegakkan kebijakan dan menjaga stabilitas sosial.
Langkah yang dapat diambil meliputi kolaborasi dengan pakar keamanan siber, peningkatan literasi digital di kalangan masyarakat, dan pembentukan satuan tugas khusus untuk menangani ancaman siber. Selain itu, pemerintah harus belajar dari kasus Bjorka bahwa ancaman siber bukan hanya soal teknologi, tetapi juga soal politik dan psikologi publik. Dalam era digital ini, keamanan siber harus dipandang sebagai bagian integral dari keamanan nasional. Jika tidak ditangani dengan serius, ancaman seperti Bjorka dapat terus berkembang dan berpotensi merusak stabilitas politik serta sosial di Indonesia. Kepercayaan publik adalah aset penting yang harus dijaga oleh setiap pemerintahan.
Daftar pustaka
CNN Indonesia. (2024, September 19). Bjorka Kembali Beraksi, Bocorkan Data NPWP Jokowi Hingga Sri Mulyani. cnnindonesia.com. https://www.cnnindonesia.com/teknologi/20240919093355-192-1145913/bjorka-kembali-beraksi-bocorkan-data-npwp-jokowi-hingga-sri-mulyani
Prichard, J. J., & MacDonald, L. E. (2004). Cyber terrorism: A study of the extent of coverage in computer security textbooks. Journal of Information Technology E
ducation, 3, 280-290.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H