Mohon tunggu...
M Miftahul Firdaus
M Miftahul Firdaus Mohon Tunggu... Insinyur - Pengagum Soekiman Wirjosandjojo

Pembelajar, Engineer, pengagum Soekiman Wirjosandjojo

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Orang-orang Gerbong

5 Maret 2016   17:50 Diperbarui: 5 Maret 2016   19:19 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

mulai ditulis di Stasiun Senin

selesai ditulis saat kereta meninggalkan Stasiun Randublatung

Orang-orang yang berjalan sepanjang gerbong demi gerbong
menyambung nasib di hari-hari penuh siang bolong
memikul bakul-bakul setengah membungkuk
tersaruk-saruk menahan lapar dan kantuk

Orang-orang yang hidup menyusuri gerbong demi gerbong
mata hitam berkantong, mereka terus melolong-lolong
tapi ini lorong mati kepak lalat pada sepi
suara-suara serak orang-orang gerbong tenggelam dalam sunyi

Orang-orang yang menyambung hidup dari gerbong demi gerbong
terjaga lebih lama dari lawa-lawa kalong
tapi hari-hari penuh siang bolong akan semakin panjang
setiap detik napas tercekat mata nanar nyalang

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun