mulai ditulis di Stasiun Senin
selesai ditulis saat kereta meninggalkan Stasiun Randublatung
Orang-orang yang berjalan sepanjang gerbong demi gerbong
menyambung nasib di hari-hari penuh siang bolong
memikul bakul-bakul setengah membungkuk
tersaruk-saruk menahan lapar dan kantuk
Orang-orang yang hidup menyusuri gerbong demi gerbong
mata hitam berkantong, mereka terus melolong-lolong
tapi ini lorong mati kepak lalat pada sepi
suara-suara serak orang-orang gerbong tenggelam dalam sunyi
Orang-orang yang menyambung hidup dari gerbong demi gerbong
terjaga lebih lama dari lawa-lawa kalong
tapi hari-hari penuh siang bolong akan semakin panjang
setiap detik napas tercekat mata nanar nyalang
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI