mulai ditulis di Stasiun Senin
selesai ditulis saat kereta meninggalkan Stasiun Randublatung
Orang-orang yang berjalan sepanjang gerbong demi gerbong
menyambung nasib di hari-hari penuh siang bolong
memikul bakul-bakul setengah membungkuk
tersaruk-saruk menahan lapar dan kantuk
Orang-orang yang hidup menyusuri gerbong demi gerbong
mata hitam berkantong, mereka terus melolong-lolong
tapi ini lorong mati kepak lalat pada sepi
suara-suara serak orang-orang gerbong tenggelam dalam sunyi
Orang-orang yang menyambung hidup dari gerbong demi gerbong
terjaga lebih lama dari lawa-lawa kalong
tapi hari-hari penuh siang bolong akan semakin panjang
setiap detik napas tercekat mata nanar nyalang
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H