Seorang malaikat tanpa sayap baru saja meriwayatkan tentang seorang pemuda kurus berwajah tirus yang diazab Tuhan karena senantiasa berdoa serampangan memohon dikirimi malaikat tanpa sayap yang menyelurup pekat lumpur hitam. Seorang pemuda kurus berwajah tirus yang telah lupa diri di hadapan Jiwa Kudus sehingga berani memaksa-Nya mengiriminya seorang malaikat tanpa sayap untuk membubungi tanah asal dengan wewangian bunga surga dan menggantikan busuknya lumpur yang memerangkap tinja-tinja kelelawar. Seorang pemuda yang diazab karena lupa dirinya adalah golem tanah lumpur yang datang dari tanah asal itu.
Malaikat tanpa sayap itu baru saja mengingatkan bahwa aku terlalu lama berdiri terbenam lumpur hitam dan sudah waktunya aku meninggalkan golem lumpur hitam yang terbaring di bawah gundukkan tanah hitam itu. Dan sekali lagi aku melihatnya. Wajahnya adalah wajahku, matanya adalah mataku, dan kerutan-kerutan nestapanya adalah garis-garis telapak tanganku. Lalu aku terdiam terpaku. Kuulangi kata-kata agung segala zaman itu.
Malaikat tanpa sayap itu baru saja …