Mohon tunggu...
uzi ne
uzi ne Mohon Tunggu... -

mengisi waktu luang,,, berkelana di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untung Gibran Jadi Anaknya Jokowi

17 April 2015   21:37 Diperbarui: 17 Juni 2015   07:58 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14292807722104032794

[caption id="attachment_361352" align="alignnone" width="661" caption="sumber gambar: news.liputan6.com"][/caption]

Buka-buka berita online, ketemu berita Gibran Rakabuming yang mau menikah. Tak lupa sambil minum whiski eh maksudnya whedang teh manis atau cukup segelas kopi. Tak berani saya minum whiski beneran, bukan karena mabok tapi ragu mengeluarkan lembaran rupiahnya. Sudah menguras kantong kalau diminum malah dapat dosa di kepercayaan yang saya yakini (bukan sara). Rugi dua kali dah. Woke kembali ke topik bahasan tentang berita Gibran yang mau mantu dengan sang pujaan hati denok Selvi Ananda Putri yang merupakan Putri Solo 2009.

Bukan acara mantunya yang mau saya kulik-kilik tapi seputar mutar-muter kisah hidupnya Gibran Rakabuming Raka. Pemuda 27 tahun yang akan segera melepas masa lajangnya ini cukup beruntung punya sosok ayah bernama Jokowi ini. Lalu apa untung/ kelebihan jadi anaknya Jokowi ini, berikut ulasan tidak lengkapnya:

1.Punya ayah yang kebetulan memiliki jabatan mulai dari tingkatan walikota, gubernur, sampai presiden berturut-turut. Gelar trebble winner bisa disabet sang ayah hanya dalam tempo tak kurang dari 5 tahun. Dikenal luas karena merakyat dan suka blusukan. Cukup mengesankan. MURI harusnya ngasih piagam penghargaan nih untuk prestasi ini. Kayaknya yang pertama di Indonesia atau mungkin malah bisa dunia. Koreksi kalau saya salah #terimakasih.

2.Jadi ayah yang selalu memberikan pendidikan terbaik untuk bekal hidup anaknya di kemudian hari . Yang dari kecil Gibran sekolah di Solo, lanjut sekolah menengah di Singapura dan kuliah di Australia.

3.Memiliki ayah yang memberikan kebebasan kepada dirinya untuk memilih jalan hidup yang diinginkan/ditekuni bahasa kerennya passion. Bukannya meneruskan usaha mebel sang ayah yang sudah berkembang malah memilih katering dan dunia kuliner. Tapi Gibran yang tidak mau atau memang di suruh untuk tak memanfaatkan jabatan yang dimiliki sang ayah. Buka usaha harus pontang-panting cari modal sendiri tidak boleh pakai embel-embel anaknya Jokowi, ini dilakukan untuk mengasah mental pantang menyerahnya. Dan terbukti cukup berhasil karena dirinya sukses jadi pengusaha sukses sekaligus dipercaya jadi ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga (APJBI) Kota Solo.

4.Sebagai orang tua yang bijaksana Jokowi memberikan kebebasan Gibran dalam memilih pasangan hidup. Tanpa melihat status sosial dan ekonomi yang dimiliki sang calon mantu. Buktinya calon mantu hanya berasal dari kalangan biasa bukan anak dari keluarga pengusaha bukan pula anak pemimpin parpol atau anak pejabat tinggi negara. Tapi Jokowi tampak idem saja dengan keputusan Gibran dan tak mau repot-repot ikut campur dengan urusan asmara sang anak.

Ya sudah cukup empat saja poin yang ingin saya haturkan dan persembahkan sesuai dengan kalimat diatas bahwa ini ulasan tidak lengkap maka monggo saya persilahkan bagi yang ingin melengkapi dipersilahkan kalau tidak mau juga tidak apa-apa. Tapi mohon diingat ya, bahwasanya ini topik tentang untung Gibran jadi anaknya Jokowi bukan untung Gibran jadi anaknya Presiden.

Wassalam

SALAM KOMPASIANA

Sumber Bacaan: http://id.wikipedia.org/wiki/Keluarga_Joko_Wid

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun