Mohon tunggu...
uzi ne
uzi ne Mohon Tunggu... -

mengisi waktu luang,,, berkelana di Kompasiana

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Beginikah Cara Memperlakukan Hewan?

21 Februari 2015   06:18 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:47 381
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption id="attachment_352142" align="alignnone" width="720" caption="oh tega nian kau tuan (sumber gambar: http://uniqpost.com)"][/caption]

Entah apa yang ada dalam pikiran pemilik anjing ini yang dengan tanpa nurani mengikat peliharaannya di belakang mobilnya dengan cara taklazim dan pantas ini. Foto ini diposting dalam forum kaskus yang didapat dari facebook oleh salah satu netizen. Dan foto ini menimbulkan berbagai kecaman oleh netizen. Tidak ada keterangan apakah mobil ini sedang berjalan kencang atau berhenti. Namun mobil dalam keadaan menyala ketika anjing putih ini diikat di belakang mobil .

Jadi tuan itu yang perasaan dikit. Kalau nggak niat ngajak anjingnya jalan-jalan itu mending dikandangin di rumah saja itu kan lebih baik.Ini bisa dibilang menyiksa dan mengabaikan keselamatan anjingya, atau ada sedikit gangguan psikologi dari pemiliknya yang tak punya nurani dengan sengaja mengikat di belakang mobil. Saya sendiri walaupun tak punya hewan peliharaan, setidaknya merasa kasihan ketika mengikat hewan peliharaan dengan cara seperti ini, dibelakang mobil dengan ditemani polusi asap dari knalpot. Lha wong kita kalau dekat asap kendaraan saja akan menutup hidung bagaimana dengan si Anjing. Apalagi kalau mobil ini sampai melaju dengan kencang, bisa ngos-ngosan kehabisan tenaga.

Pelihara hewan itu tidak ada yang melarang tapi perlakukan mereka juga dengan cara yang lebih nurani. Ketika mereka diperlakukan dengan baik maka mereka pun akan memperlakukan kita juga sebaliknya. Hewan peliharaan itu beda dengan mainan benda mati yang bisa dibanting- banting atau cuma digeletakkan sembarangan tempat, mereka itu juga punya perasaan layaknya manusia. Entah apa yang dirasakan oleh anjing tersebut ketika diperlakukan dengan begitu buruk oleh sang majikan. Mungkin dalam hati cuma bisa meratapi kejamnya punya tuan yang seperti ini.

Kalau situ ada yang punya niat buat pelihara hewan itu harus ada komitmen dulu, jangan hanya karena lihat lucunya, gemesin atau apalah itu namanya. Juga bukan karena ikut-ikutan atau sedang tren. Yang namaya punya hewan itu juga harus siap telaten bersihkan kandang, mencuci, memberi makan dan lain sebagainya. Juga rela ngeluarin duit buat kebutuhan semuanya itu. Dan kalau sudah bosan jangan ditelantarkan saja, akan lebih bijak kalau dibawa ketempat penampungan hewan atau diberikan kepada yang berminat supaya ada yang mengurus selanjutnya.

Kalau belum punya komitmen untuk telaten dan menyayangi hewan peliharaan kita sebaiknya tidak usah memelihara. Dari pada memperlakukan seperti gambar di atas. Jadi tuannya hewan itu jangan egois dengan memperlakukan mereka dengan seenak udelnya tanpa berperikemanusiaan. Sebagai hewan peliharaan mereka pun mempunya Hak Asasi Hewan. Organisasi dunia pun sudah didirikan untuk menangani kesejahteraan dan perlindungan terhadap hewan yang bernama Organisasi Kesehatan Hewan Dunia (OIE).

Office International des Epizooties atau disingkat OIE dibentuk karena perjanjian internasional yang ditandatangani pada tanggal 25 Januari 1924 di Paris oleh 28 negara anggota. Yang mana pada bulan Mei 2003 lembaga ini berubah nama menjadi The World Organization FOR Animal Health, yang kalau disingkat menjadi WOAH tapi tetap disepakati dengan OIE karena nilai historisnya. OIE sendiri adalah suatu lembaga atau organisai antar pemerintah yang bertanggungjawab terhadap kesehatan hewan di seluruh dunia yang di tahun 2011telah memiliki 178 negara anggota dan bermarkas di Paris, Perancis.

Dan pada setiap tanggal 15 Oktober diperingati sebagai Hak Asasi Hewan karena ditanggal ini dilakukan Deklarasi Universal Kesejahteraan Hewan dengan didukung 46 negara serta 330 kelompok pendukung hewan. Jangan mengira bahwa hanya manusia saja yang punya hak asasi. Hewan pun diperjuangkan hak asasinya untuk menjaga keseimbangan ekosistem yang ada serta untuk lebih meningkatkan kesejahteraan bagi hewan.

Di tahun 2001 OIE mulai merintis pembuatan standar kesejahteraan hewan. Dan ditahun 2004 standar kesejahteraan hewan diperkenalkan kepada negara anggota, di tahun yang sama pula OIE menyelenggarakan konferensi internasional yang punya tujuan untuk meningkatkan kesadaran negara anggota dan menjelaskan tentang inisiatif OIE dalam menetapkan standar-standar tersebut. Dalam prinsip yang telah disepakati adalah memperlakukan hewan secara wajar, alamidan terkendali atau perlindungan hewan dari tindakan semena-mena manusia. Prinsip kesejahteraan hewan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar hewan dan mewujudkan lima kebebasan hewan yaitu:

1.Bebas dari rasa lapar dan haus

2.Bebas dari rasa sakit, cidera dan penyakit

3.Bebas dari ketidaknyamanan, penganiayaan dan penyalahgunaan

4.Bebas dari rasa takut dan tertekan, dan

5.Bebas mengekspresikan perilaku alaminya

Untuk di Indonesia sesuai dengan UU No. 16 tahun 2009, dinyatakan bahwa kesejahteraan hewan adalah segala urusan yang berhubungan dengan keadaan fisik dan mental hewan menurut perilaku hewan yang perlu diterapkan dan ditegakkan. Pelanggaran atas hak asasi hewan di Indonesia bahkan diatur dalam KUHP pasal 302 dengan ancaman pidana penjara paling lama tiga bulan atau pidana denda paling banyak empat ribu lima ratus rupiah. Kelalaian dalam memenuhi hak asasi hewan dapat pula menimbulkan resiko berupa penularan penyakit dari hewan ke manusia atau disebut Zonosis. Zonosis dapat terjadi karena hewan stres atau terluka yang menunjukkan adanya kelalaian dalam pemenuhan haknya bebas dari rasa stres dan sakit.

Selain pelanggaran hak asasi terhadap hewan peliharaan, di negara kita perlindungan terhadap hewan lainnya pun begitu memprihatinkan seperti perburuan orang utan karena dianggap sebagai hama dan pengganggu padahal manusialah yang terlebih dahulu merusak hutan tempat tinggal mereka dengan menebang pohon untuk kepentingan industri atau perkebunan. Berita hewan di kebun binatang yang mati mendadak karena tidak dirawat dengan baik. Sapi potong yang digelonggong air jauh dari kata manusiawi demi mendapatkan keuntungan ekonomi semata atau adu hewan seperti sabung ayam demi untuk memenuhi syahwat judi, pertunjukan topeng monyet di jalanan, pertunjukan sirkus dan masih banyak lagi kasus yang mengabaikan begitu saja hak asasi hewan.

Bagi yang benar-benar ingin memelihara hewan peliharaan harap menyayangi menyayangi mereka dengan sepenuh hati, selalu merawat dan memperhatikan segala kebutuhannya. Karena kita diciptakan bukan hanya untuk mencintai sesama manusia namun juga mencintai makhluk hidup lainnya salah satunya hewan dengan cara memberi perlakuan mereka yang layak dan hidup berdampingan dengan damai. Layaknya seorang sahabat, hewan peliharaan dapat mengajarkan dan berbuat hal-hal baik yang belum tentu disadari oleh tuannya contohnya dalam kisah Anjing Hachiko yang mengajarkan arti tentang kesetiaan. Bahwa kesetiaan itu bukan hanya tentang ucapan lisan namun dilakukan dengan perbuatan. Kisah itu memberi contoh yang bisa membentuk kepribadian yang mengarah ke positif untuk para tuan yang mempunyai hewan peliharaan dalam kesehariannya. Dan berterima kasihlah kepada hewan peliharaan untuk hal itu.

[caption id="attachment_352143" align="alignnone" width="800" caption="lebih enak dilihat yang ini kan? #menyentuh hati (sumber gambar: http://www.hipwee.com)"]

14244484111226459725
14244484111226459725
[/caption]

Kadang kalanya juga ada hewan yang bersifat parasit seperti kecoa, tikus, nyamuk, lalat dan lain sebagainya yang dapat menggangu dan menyebarkan penyakit hingga dapat merugikan kita. Jika dihitung untung rugi, maka mari kita hitung sama-sama persentasi kerugian/kematian manusia yang disebabkan oleh hewan dan juga sebaliknya. Justru akan ditemukan bahwa sebenarnya manusia sendiri yang lebih merugikan sekaligus kejam dan serakah dari pada hewan. Hewan akan merasa cukup ketika perutnya telah terisi dan kenyang serta tidak pernah berlebih-lebihan. Bandingkan dengan manusia yang diberi akal dan budi namun tak pernah puas dengan apa yang telah diberikan kepadanya dan selalu meminta lebih.

SALAM DAMAI KOMPASIANA!!!

Sumber Referensi:

http://uniqpost.com/150675/anjing-ini-diajak-jalan-dengan-cara-diikat-di-belakang-mobil/

https://kesehatanduniatika.wordpress.com/2011/10/13/mengenal-organisasi-kesehatan-hewan-dunia/

http://nefosnews.com/post/lingkungan/hari-hak-asasi-hewan-jangan-ada-lagi-penyiksaan-dan-penelantaran

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun