Mohon tunggu...
M Abd Rahim
M Abd Rahim Mohon Tunggu... Guru - Khoirun Nas Anfa'uhum Linnnas

Penulis Novel Islami, Welcome Back to School. Penulis Kumpulan Puisi, Jiwa-Jiwa Penggerak. Belajar Menulis untuk Terus Bisa Menulis

Selanjutnya

Tutup

Film

IQRO'-Film Religi Indonesia Terbaik

6 April 2023   01:17 Diperbarui: 6 April 2023   01:18 172
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ketika Aqila menggambar roket dia berfantasi terbang ke angkasa menaiki roket dan menuju Mars. Ketika dia mempresentasikan tugas gambarannya di depan kelas dia berkata, "Cita-citaku ingin menjadi astronot" Bercita-cita menjadi astronot karena dia ingin melihat langsung benda-benda angkasa yang keren. "Aku ingin tahu ada apa saja di luar angkasa sana" katanya. Ketika ibu guru menjelaskan tentang macam planet dan Ibu guru bertanya kepada semua siswa, dan salah satu siswa menjawab. "Merkerius, Venus, Uranus, Bumi, Mars, Jupiter, Saturnus, Uranus, Neptumus dan Pluto." Lalu Aqila membantah bahwa pluto bukan planet.

Saat Profesor Wibowo, opanya Aqila memimpin rapat, menjelaskan bahwa bumi adalah pusat dari alam ini dimana langit beserta bintang, planet bulan dan matahari semua beredar mengelilingi bumi. Opanya Aqila juga melengkapi penjelasan tersebut denga QS. Ali-Imran ayat 190. Yang artinya, "Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang mempunyai akal." 

Ketika Aqila mendapatkan tugas liburannya, dia tinggal di rumah opanya dan mengajak opanya untuk melihat pluto dari teropong utama BOSA. Opanya mau menemaninya dan mengajaknya melihat pluto dari teropong besar di bangunan kubah dengan syarat Aqila harus bisa mengaji al-Quran terlebih dahulu. Ketika Aqila bertanya kepada Opanya, "Apa hubunganya neropong pluto dengan ngaji?" Opanya menjelaskan bahwa di zaman Rasulullah sebelum ada jam Allah menyuruh umat Rasulullah untuk mengerjakan salat 5 waktu. Ketika itu bagimana orang tahu waktu salat pada hal tidak ada jam, yaitu dengan membaca. Orang harus bisa membaca matahari, agar bisa salat tepat pada waktunya. Dan untuk menentukan Ramadhan harus bisa melihat Hilal, secara tidak langsung Allah menyuruh kita untuk membaca langit, atau membaca ilmu di langit dan ilmu di bumi. Akhirnya opa berkeyakinan, segala ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dari Al-Quran.

Opanya bertanya pada Aqila, "Wahyu pertama yang diturunkan kepada Rasulullah apa?" Aqila menjawab, "Surat Al-Alaq ayat 1 -5," "Alhamdulillah benar sekali" Kata Opanya sambil mengelus rambut Aqila. "Kata petama adalah satu kata yaitu Iqra, artinya bacalah. Bacalah ayat-ayat Allah yang tertulis di dalam Al-Quran, bacalah ayat-ayat Allah yang ada ada di alam semesta ini. Mempelajari astronomi termasuk Iqra' juga, seperti yang ingin kamu lakukan. Bacalah ayat Allah yang ada di dalam diri kita sendiri, artinya memahami apa arti tujuan hidup kita ini. Kalau nanti Aqila sudah lancar mengaji, akan opa ajak ke langit. Di balik langit yang gelap itu, terdapat jutaan warna maupun cahaya yang tidak bisa dibayangkan, sungguh indah sekali."

Setelah memperoleh penjelasan dari opanya, Aqila semangat mengaji. Ketika Aqila sudah bisa mengaji, dia ikut lomba ngaji. Aqila dan Fauzi mengikuti lomba, aqila membaca QS. Al-Qodr dan Fauzi membacakan QS. Iqra' untuk dilombakan. Karena Fauzi belajar mengaji selama satu tahun, dan pada saat pengumuman lomba Fauzi mendapakan Juara Pertama. Dari penjelasan panitia bahwa, penilaiannya dia membacanya dengan hati. Fauzi terlatih membaca al-Quran dengan bagus ketika ibunya meninggal dunia, dan menurutnya untuk menghibur hatinya yang sedang sedih yaitu membaca Al-Quran.

Ketika Aqila sudah lancar mengaji, opanya sedikit bingung karena bagunan Kubah itu tidak bisa digunakan, karena ditutup. Karena akan ada pembangunan gedung yang tinggi dan penuh lampu, akan menciptakan  polusi cahaya yang menghalanginya untuk melihat benda-benda di angkasa. Ayahnya Fauzi termasuk salah satu penyebab bangunan kubah itu ditutup, suatu ketika dia menemui Profesor Wibowo untuk meminta maaf. Opanya Aqila menjelaskan ke Ayahnya Fauzi bahwa akibat perbuatanya kantor BOSA ditutup. Sehingga ayahnya Fauzi merasa bersalah dan berusaha menyegel bangunan gedung tersebut dan kantor BOSA tidak jadi di tutup. Akhirnya sesuai janji opanya, Aqila bisa pergi ke bangunan kubah bersama opanya dan menyelesaikan tugas liburannya yaitu membuat laporan tentang melihat pluto.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun