Mohon tunggu...
M Taufan
M Taufan Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1

Saya adalah mahasiswa S1 di salah satu Institut di Kabupaten Bone, saya menyukai banyak hal, termasuk fotografi, musik dan olahraga. saya anak kedua dari tiga bersaudara.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Zakat Konsumtif: Tantangan dan Kritik dalam Era Modern

20 Januari 2024   13:16 Diperbarui: 20 Januari 2024   18:26 110
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

       Meskipun konsep zakat konsumtif dihadirkan dengan niat baik untuk mendukung ekonomi lokal, beberapa pihak mempertanyakan relevansinya di era modern, menyoroti tantangan dan kritik yang dihadapi.

       Dalam beberapa waktu terakhir, konsep zakat konsumtif mendapat perhatian, tetapi sebagian kalangan skeptis terhadap keberlanjutannya di tengah perkembangan ekonomi dan teknologi modern.

       Perubahan gaya hidup masyarakat modern menimbulkan tantangan dalam menerapkan zakat konsumtif, serta keberlanjutan model ini dihadapkan pada pertanyaan seputar kemampuan lembaga zakat untuk memantau dan menilai dampak secara efektif.

       Beberapa kalangan mengkritik zakat konsumtif sebagai solusi yang kurang efisien dan lebih bersifat simbolis daripada mengatasi akar permasalahan ekonomi. Konsep zakat konsumtif, yang mengenakan zakat pada konsumsi barang dan jasa, telah menjadi subjek perdebatan. Beberapa pihak mendukungnya sebagai cara untuk mendukung ekonomi lokal dan mengurangi kesenjangan sosial. Namun, di era modern, konsep ini juga dihadapi dengan tantangan dan kritik. Salah satu kritik utamanya adalah terkait dengan implementasinya yang kompleks dan sulit dipantau, serta potensi untuk menimbulkan beban tambahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah. Selain itu, ada juga pertanyaan tentang bagaimana zakat konsumtif akan berdampak pada perekonomian secara keseluruhan. Oleh karena itu, meskipun konsep zakat konsumtif mungkin memiliki niat baik, penting untuk mempertimbangkan secara cermat tantangan dan kritik yang muncul di era modern ini. 

       Skeptisisme muncul terkait dengan potensi penyalahgunaan dana zakat dalam model konsumtif karena beberapa lasan, Salah satunya adalah kurangnya pemahaman mustahik tentang zakat produktif itu sendiri, sehingga pendistribusian dana zakat masih lebih terfokus pada penyaluran konsumtif. Selain itu, terdapat permasalahan permodalan dan non-permodalan yang membuat UMKM sulit untuk bertransformasi, sehingga dana zakat yang diberikan untuk tujuan produktif dapat disalahgunakan. Masalah ini perlu mendapat perhatian serius agar dana zakat dapat digunakan secara efektif dan efisien untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat.

   Peningkatan urbanisasi dan perubahan pola konsumsi dapat memengaruhi keberlanjutan model zakat konsumtif. Urbanisasi dapat memengaruhi pola kegiatan ekonomi pedesaan dan meningkatkan konsumsi rumah tangga, investasi, dan belanja pemerintah. Namun, urbanisasi juga dapat memperburuk ketimpangan pembangunan dan perekonomian antara desa atau kota kecil dan kota besar.

       Selain itu, perubahan pola konsumsi masyarakat modern yang cenderung konsumtif dapat memengaruhi keberlanjutan model zakat konsumtif, karena meningkatkan tingkat konsumsi rumah tangga dan harga barang.  Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan pemahaman mustahik tentang zakat produktif dan konsumtif, serta peningkatan pengelolaan zakat secara formal dan kepatuhan syariah dalam pengelolaan zakat. Selain itu, perlu dilakukan peningkatan pengembangan UMKM modern dan peningkatan pendistribusian zakat produktif untuk mendukung pemberdayaan ekonomi masyarakat.

       "Zakat konsumtif menghadapi tantangan dalam mengakomodasi perubahan sosial dan ekonomi modern, hal ini sebagai sinyal bahwa zakat konsumtif memerlukan peninjauan ulang agar tetap relevan." - Prof. Nurul Aziz, Analis Ekonomi.

       Analis ekonomi melihat perluasan wawasan dan adaptasi model zakat konsumtif agar tetap relevan di tengah perubahan sosial dan ekonomi. Meskipun zakat konsumtif memiliki potensi positif, tantangan dan kritik yang dihadapinya menunjukkan perlunya pemikiran ulang dalam menerapkannya di masa kini. Oleh karena itu, perlu dilakukan peningkatan pemahaman mustahik tentang zakat produktif dan konsumtif, peningkatan sumber daya manusia, dan peningkatan kepatuhan syariah dalam pengelolaan zakat . Dengan demikian, perlu dilakukan adaptasi model zakat konsumtif agar tetap relevan di tengah perubahan sosial dan ekonomi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun