Mohon tunggu...
HUSNI NURUDIN
HUSNI NURUDIN Mohon Tunggu... Lainnya - Arsiparis

saya senang menulis artikel tentang topik apa saja.hobi saya olahrga terutama badminton,sepakbola keinginan saya menjadi pengarang paling tidak saya bisa mendokumentasikan pengalaman atau sejarah yang terjadi di sekitar kita.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengalamanku Mengikuti Upacara Bendera 17 Agustus

24 Agustus 2023   10:01 Diperbarui: 24 Agustus 2023   10:05 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
upacara bendera 17(dokpribadi)

Untuk kali pertama selama hidup aku mengikuti Upacara Bendera Tujuh belas Agustus di dalam guyuran rintik hujan yang terjadi sejak pagi hari, ketika aku berangkat menuju kantor hujan gerimis menerpa di tengah perjalanan. Saat sampai di Lapangan ternyata peserta upacara sudah berkumpul semua namun aku belum terlambat sama sekali karena suara dari pembawa acara terdengar lantang Inspektur Upacara memasuki lapangan upacara. Dengan langkah terburu - buru aku mendatangi barisan peserta upacara alhamdulillah masih dapat mengikuti di saat waktu yang tepat walau kondisi cuaca kurang tepat. Kegairahan peserta upacara bendera di tempatku membangkitkan optimisme bahwa indonesia masih tetap hidup dan berjaya di seluruh pelosok negeri, termasuk kegiatan usaha secara bertahap mulai pulih kembali, sektor usaha UMKM yang masih tetap bertahan setelah diterjang oleh badai pandemi Covid-19 selama sekitar tiga tahun ini.  Namun itulah kenyataan yang harus dihadapi kita harus tetap semangat empat lima walaupun apapun yang terjadi. Malam harinya aku masih sempat nonton Film "Serangan Fajar" di salah satu TV swasta Nasional, di situ digambarkan bagaimana kiprah para pejuang kemerdekaan dalam berjuang mempertahankan kemerdekaan yang akan direbut kembali oleh Belanda. Disitu tergambar bagaimana begitu  susah payahnya pejuang kita dengan kondisi baju seadanya rela berkorban untuk kepentingan bangsanya. Mereka tidak memikirkan keadaan dirinya sendiri namun yang dipikirkan bagaimana agar negara kita indonesia bisa merdeka, lepas dari belenggu penjajahan.

Kembali lagi ke semangat para peserta upacara yang tetap bertahan di tengah guyuran hujan walaupun baju basah sekalipun mereka tetap bertahan mengikuti upacara sampai selesai, seolah memantik semangatku untuk terus berjuang di zaman sekarang ini, terinspirasi oleh pejuang yang tidak mengenal kata menyerah dalam merebut kemerdekaan mengusir penjajah dari bumi Indonesia. pada hakekatnya Upacara 17 agustus  yang kita ikuti sebenarnya secara tidak langsung adalah untuk meneladani semangat juang yang telah dicontohkan oleh para pejuang kemerdekaan kita.

Esensinya dari upacara 17 agustus yang rutin dijalani setiap tahun ini merupakan salah satu cara untuk memupuk jiwa nasionalisme yang ada pada diri kita masing-masing sebagai warga negara, agar kita semakin mencintai tanah air tumpah darah Indonesia, menumbuhkan jiwa patriotisme, yang terpenting kita memiliki harga diri dan martabat sebagai sebuah bangsa yang merdeka, mandiri, berdaulat. Bahwa kemerdekaan pengorbanan para pahlawan yang telah bertaruh nyawa, berkorban demi negara secara ikhlas hanya agar generasi selanjutnya dapat menikmati kemerdekaan indonesia secara seutuhnya, beraktivitas sebagai warga negara secara aman damai tentram tanpa terganggu oleh intimidasi penjajah. Disamping untuk meningkatkan semangat juang diri dalam membela tanah air kita  Ketika kita mengikuti upacara kita dapat meresapi kembali nilai-nilai patriotisme bangsa, perjuangan pahlawan, kegotongroyongan, semangat kegotongroyongan bersama untuk membangun kerukunan persatuan dan kesatuan bangsa. Dikarenakan Merah putih tidak dapat berkibar gagah seperti sekarang kalau tanpa ada nilai-nilai dasar yang menaunginya melihat kondisi adat suku, budaya indonesia yang beragam menunjukkan kekuatan bangsa Indonesia walaupun berbeda-beda namun tetap dapat bersatu.

Jadi rasa-rasanya upacara di tengah guyuran hujan bukanlah apa-apa jika dibandingkan pengorbanan pejuang yang rela mempertaruhkan segenap jiwa raganya untuk berjuang melawan Pemerintah Kolonial Belanda yang telah menjajah Indonesia selama tiga setengah abad. Dan luar biasanya para pejuang pada saat itu hanya bermodalkan senjata bambu runcing serta hanya mendapatkan senapan sisa rampasan dari tentara Jepang namun dapat mengalahkan musuh yang bersenjatakan peralatan perang modern seperti tank berlapis baja, mortir, granat, pesawat bomber dan lain-lain. Itupun saja kalau tidak dilandasi semangat pantang menyerah dan doa suluk dari para Ulama Nusantara, tentunya kemerdekaan tidak didapatkan seperti yang kita rasakan sekarang ini. Sehingga rasanya kita perlu berterima kasih pada para pahlawan dengan jasanya yang sangat besar karena mampu mengusir penjajah Belanda dari seluruh pelosok Negeri dengan mempertaruhkan segenap harta benda, jiwa maupun raganya. Keyakinan itu juga didasari oleh Fatwa resolusi jihad dari Rois Aam PBNU KH Hasyim Asy'ari yang memerintahkan pada umat islam di wilayah sekitar kota seluruh Indonesia untuk mengangkat senjata melawan penjajah dan berjihad hukumnya wajib bagi seluruh umat islam.

Disamping itu dengan mengikuti upacara bendera kita memiliki kebanggan sebagai warga negara karena bisa memiliki harga diri, kepercayaan diri karena telah memiliki tanah air sendiri, bisa melakukan kegiatan sehari-hari tanpa khawatir dihantui oleh rasa tertekan, dicekam rasa ketakutan oleh musuh dari luar. Latar belakang sejarahnya dulu adalah adanya maklumat 1 September 1945 yang dikeluarkan oleh Bung Karno pada saat itu sesuai hasil kesepakatan Rapat Besar di Lapangan Ikada Jakarta yang sekarang ini menjadi lokasi dibangunnya Monumen Nasional Jakarta, agar di tiap daerah di wilayah Indonesia mengibarkan bendera merah putih.

  • BIODATA 

  • Nama   Penulis : M Husni Nurudin (48 tahun), No.Hp (0822-003534554)

 bekerja sebagai ASN di Kabupaten Purworejo bertempat tinggal di Kebumen Jawa Tengah email:husninurudin27@gmail.com  aktif menulis di berbagai media sosial.

  • upacara bendera 17(dokpribadi)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun