Poster film “Mencuri Raden Saleh”. Foto: Istimewa/ Visinema Pictures
Pada saat ini dimana kita hidup di era yang serba digital semakin banyak cara kita untuk melihat hal-hal baru dan menarik, banyak hiburan yang tersedia dengan kemudahan yang diberikan. Misalnya seperti kita ingin menonton film kita bisa menontonnya melalui Bioskop, dan juga streaming media digital yang tersedia, kita dapat menikmati film dimanapun dan kapanpun.
Film merupakan salah satu bagian dari media komunikasi massa yang sering kali digunakan sebagai media yang dapat menggambarkan kehidupan sosial dalam masyarakat. Film merupakan sebuah atribut media masa sekaligus menjadi sarana komunikasi paling efektif. Film sebagai salah satu kreasi budaya yang dapat memberikan banyak gambaran hidup dan juga pelajaran bagi para penontonnya. Film juga merupakan salah satu media komunikasi yang sangat jitu dengan kualitas audio visual yang disuguhkan.
Apa itu efek komunikasi massa? Menurut Wiryanto dalam buku Teori Komunikasi Massa (2003), efek komunikasi adalah tiap perubahan yang terjadi dalam diri komunikan (penerima pesan). Perubahan ini meliputi pengetahuan, sikap, maupun perilaku nyata. Efek komunikasi bisa terjadi dalam berbagai konteks komunikasi, termasuk komunikasi massa, di mana proses penyampaian dan penerimaan pesannya menggunakan media massa.
Beberapa waktu lalu pada saat sutradara Angga Dwimas Sasongko mengumumkan film Mencuri Raden Saleh akan bergenre Heist, antusiasme masyarakat terutama para penikmat film diseluruh Indonesia sontak melambung tinggi. Dikarenakan heist merupakan genre yang sangat jarang sekali digunakan pada film di Indonesia sehingga film garapan dari Angga Dwimas Sasongko ini menjadi sebuah angin segar baru bagi perfilman lokal.
Tidak dapat dipungkiri bahwa film ini menjadi salah satu film yang sangat dinantikan oleh para pecinta film di Indonesia, apalagi film ini diperankan oleh para actor yang biasanya menjadi pemeran utama pada filmnya masing-masing seperti Iqbal Ramadhan, Angga Yunanda, Umay Shahab, Ari Irham, Aghniny Haque dan Rachel Amanda . Lalu apa efek komunikasi massa dari film tersebut?
- Efek Kognitif
- Efek kognitif adalah efek dari sebuah media yang berhubungan dengan suatu informasi dan juga dapat menambah pengetahuan para penontonnya. Dalam film “Mencuri Raden Saleh”. Film ini menceritakan tentang sekelompok pemuda yang berencana untuk mencuri sebuah lukisan yang terkenal dan berharga mahal karya Raden Saleh yang berjudul “Penangkapan Pangeran Diponegoro” yang lukisan aslinya berada di Istana Negara. Didalam film ini banyak sekali hal menarik dan informatif seperti bagaimana cara dan kebiasaan para hacker untuk menyembunyikan data keberadaan mereka, bagaimana kehidupan para anak muda di kota besar yang mencari uang dengan menggunakan berbagai macam cara, dan beberapa sisi gelap dari sekelompok orang yang memanfaatkan nama serta jabatannya untuk kepentingan dan kepuasan pribadi.
- Efek Afektif
- Efek dari sebuah media yang dapat menyentuh perasaan, dan juga emosional dari para penonton, sehingga para penontonnya turut merasakan apa yang sedang tokohnya rasakan. Pada film “Mencuri Raden Saleh” terdapat banyak sekali konflik yang melibatkan banyak rasa, seperti pada saat Pico yang sedih karena dirinya belum mampu untuk membebaskan ayahnya dari penjara, lalu pada saat Pico dan Ucup senang menerima tawaran Backer untuk mencuri lukisan dengan iming-iming imbalan yang besar dan berfikir dapat membebaskan ayahnya. Tetapi terdapat juga rasa kesal, emosi dan juga kecewa pada saat merka tau kalau ternyata mereka ditipu dan harus mengetahui temannya yan ditangkap. Namun pada akhirnya film ini mendapatkan ending yang bahagia karena mereka berhasil mencuri kembali lukisan tersebut dan mendapatkan penawaran yang lebih besar dari orang lain.
- Efek Behavioral
- Efek dari sebuah media yang dapat mempengaruhi perilaku maupun tindakan, sehingga penontonnya mengikuti apa yang mereka lihat dari film tersebut. Bisa berupa cara berbicara, sikap, dan bahkan cara berpakaian. Pada kasus ini semenjak film ini tayang tidak sedikit orang yang mencoba cara berpakain ala Pico dan gaya rambut seperti Ucup, ada juga yang mencoba menirukan gaya berbicara ddari para pemeran difilm tersebut.
Jadi, pada penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa apabila masyarakat terus-menerus mengkonsumsi sebuah hiburan seperti film. Makan akan ada saat dimakan masyarakat akan terkena efek dari komunikasi massa tersebut. Eefek yang didapat bisa berupa hal positif ataupun negatif tergantung pada individunya sendiri. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang konsumtif harus lebih bijak dalam memilih dan mencerna sebuah tayangan agar tidak salah dalam mengambil pesan dan juga manfaatnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H