Pesantren Nurul Islam, di bawah kepemimpinan Abah Kiai Siddiq, bukan sekadar lembaga pendidikan, melainkan sebuah sistem filosofis yang memandu santri hingga ke pijakan yang benar. Dalam tulisan ini,saya mencoba mereduksi kembali akan menelusuri lebih jauh tentang trilogi pemikiran Abah Kiai Siddiq yang mencakup olahrasio, olahrasa, dan olahraga.1. Olahrasio: Menyelami Kearifan LokalAbah Kiai Siddiq mengakui pentingnya olahrasio, yaitu meresapi kearifan lokal sebagai bagian integral dari proses pendidikan. Santri diajak untuk mendalami nilai-nilai lokal sebagai landasan moral, sehingga mereka dapat menghadapi tantangan zaman dengan tetap berpegang pada akar budaya yang kaya.
Pondok2. Olahrasa: Membentuk Keseimbangan Jiwa
Dalam konteks olahrasa, Abah Kiai Siddiq mengajarkan tentang keseimbangan jiwa. Santri diajak untuk menggali dimensi spiritual melalui praktik olah tirakat dan aurod-aurod khusus, yang membentuk kesadaran diri dan membawa mereka ke pijakan yang benar.
3. Olahraga: Menciptakan Kesehatan Holistik
Olahraga bukan hanya sekadar aktivitas fisik, tetapi juga sarana untuk menciptakan kesehatan holistik. Abah Kiai Siddiq memandang olahraga sebagai ibadah, yang membentuk tubuh dan pikiran sehingga santri mampu berkontribusi maksimal dalam segala aspek kehidupan.
4. Menuntun Santri: Rasionalitas dan Intuisi
Trilogi pemikiran ini bukan hanya merangkul rasionalitas, tetapi juga memelihara intuisi. Abah Kiai Siddiq mengajarkan bahwa pengembangan karakter santri haruslah menggabungkan kedua elemen ini. Dengan melihat realitas kehidupan secara rasional dan menekankan aspek intuisi, santri dipandu menuju pijakan yang benar.
5. Keseimbangan Akademis dan Spiritual
Pendidikan di Pondok Pesantren Nurul Islam tidak terbatas pada transfer pengetahuan akademis semata. Abah Kiai Siddiq meyakini pentingnya keseimbangan antara akademis dan spiritual. Melalui trilogi pemikiran ini, santri dibimbing menuju keseimbangan yang optimal di kedua aspek tersebut.
 Trilogi Pemikiran Sebagai Pusat Pembentukan Karakter
Trilogi pemikiran Abah Kiai Siddiq tidak hanya merangkum konsep pendidikan, tetapi juga sebagai panduan untuk menciptakan karakter santri yang tangguh. Dengan menyelami olahrasio, olahrasa, dan olahraga, santri Pondok Pesantren Nurul Islam ditempa untuk menghadapi tantangan hidup dengan teguh berpijak pada nilai-nilai luhur dan keseimbangan yang benar.