Mohon tunggu...
M Reza Aven
M Reza Aven Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Sosiologi

Menekuni ilmu sosial adalah jalan saya untuk memecahkan fenomena sosial dan permasalahan sosial sekitar

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Tindakan Pemiskinan, Masalah Sosial dan Krisis Iklim di Pulau Pari, Kepulauan Seribu

7 Agustus 2024   22:59 Diperbarui: 8 Agustus 2024   13:52 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : walhijakarta.org

      Istilah pemiskinan mungkin terdengar sedikit asing bagi telinga kita  dibandingkan istilah kemiskinan. Pemiskinan menurut KBBI adalah upaya,proses atau cara untuk memiskinkan. Pemiskinan seringkali dilakukan secara terstruktur dan sistematis melalui kebijakan yang bersifat membatasi hak berekonomi suatu kelompok masyarakat, akibatnya kelompok masyarakat tersebut tidak bisa memenuhi kebutuhan dasar hidupnya, akhirnya terciptalah sebuah fenomena sosial bernama "kemiskinan".

       Badan Pusat Statistik Provinsi DKI Jakarta menyampaikan bahwa presentase tingkat kemiskinan tertinggi di provinsi DKI Jakarta pada tahun 2023 diraih oleh Kepulauan Seribu  dengan presentase sebesar 13,13% ,angka tersebut tiga kali lebih besar dibandingan rata-rata kemiskinan  di daerah Jakarta yag lain.Tingginya tngkat kemiskinan tersebut adalah buah hasil dari tindakan pemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah dan korporasi terhadap masyarakat Kepulauan Seribu.

      Tindakan perusahaan  yang seringkali melakukan privatisasi wilayah menyebabkan terbatasnya ruang gerak ekonomi masyarakat.  PT Bumi Pari Asri telah mengklaim kepemilikan atas pulau pari sebesar 90% dari total 42 Hektar lahan Pulau Pari.imbasnya masyarakat Pulau Pari sering mengalami intimidasi dan somasi dari korporasi tersebut, konflik sengketa lahan yang memanas mengakibatkan luka mendalam bagi masyarakat Pulau Pari yang saat ini merasa terasing di tanah mereka senidri.

     Tindakan pemiskinan juga terjadi melalui aktivitas reklamasi Pulau Pari yang memberikan dampak serius terhadap ekosistem laut dan juga mengganggu keberlangsungan aktivitas  ekonomi  nelayan Pulau Pari.Pengembang swasta telah melakukan proyek reklamasi pada Pulau Tengah yang berada dalam gugusan Pulau Pari, akibatnya nelayan tidak lagi memiliki akses untuk melintasi perairan dangkal di Pulau Tengah.Pengerukan dasar laut tersebut mengakibatkan penurunan terhadap kualitas ekosistem laut di sekitarnya dan efek buruknya adalah para nelayan tidak lagi mendapatkan hasil laut yang maksimal seperti dulu kala.

sumber: mongabay.co.id
sumber: mongabay.co.id

       Selain ancaman tindakan pemiskinan, masyarakat Pulau Pari juga dalam bayang-bayang Krisis Iklim yang semakin memburuk.contoh jelasnya dalah penurunan garis pantai Pulau Pari yang disebabkan oleh proses abrasi air laut.Berdasarkan data dari Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI) Pulau Pari telah kehilangan 11% dari luas pulau pari sebesar 42 hektar,berarti luas Pulau Pari kini telah  menyusut menjadi 41,4 hektar.tentu hal ini menjadi ancaman serius bagi tempat tinggal masyarakat. Menurut data dari WALHI di wilayah  kepulauan seribu sendiri terdapat 6 pulau yang sudah tenggelam dan 24 pulaiu berstatus kritis. 

    Kenaikan air laut tersebut mencemari sumber air bersih di rumah-rumah warga hingga menjadi asin,banyak warga yang mengeluhkan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air bagi rumah tangganya, sehingga tak jarang dari mereka harus membeli air galon kemasan untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Abrasi air laut juga menjadi ancaman bagi kawasan pariwisata pantai pulau pari,garis pantai yang semakin terkikis akan berdampak juga pada daya tarik wisata yang semakin menurun,padahal sektor wisata adalah tumpuan ekonomi utama masyarakat pulau pari selain sektor perikanan.

sumber : detik.com
sumber : detik.com

    Selain Abrasi,krisis iklim juga mengakibatkan penurunan keanekaragaman hayati,beberapa nelayan mengaku `bahwa sekarang beberapa biota laut semakin langka ditemui,hasil tangkapan ikanpun sudah tidak maksimal seperti dahulu,sekarang nelayan terpaksa harus melaut jauh hingga ke tengah lautan untuk mendapat hasil laut yang maksimal, dan hal  itu juga berarti memaksa nelayan harus mengeluarkan biaya yang banyak untuk penggunaan bahan bakar yang lebih besar.

    Aktivitas budidaya ikan juga ikut terhambat akibat kenaikan suhu air laut,hal ini disampaikan oleh Asmania, salah satu warga Pulau Pari yang dulunya melakukan budidaya ikan kerapu daan rumput laut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun