Fenomena “HTS” atau Hubungan Tanpa Status marak terjadi di kalangan remaja terutama generasi Z. Beberapa remaja dewasa ini menganggap HTS itu seru, mereka beranggapan menjalin pertemanan dengan lawan jenis namun memiliki kedekatan seperti orang yang pacaran. Misalnya curhat di whatsapp sepanjang malam, telponan setiap hari, bahkan jalan-jalan berdua dan nonton film di bioskop bareng. Tetapi sebagian remaja lain menganggap HTS adalah “awal” sakit hati yang berdampak pada kesehatan mental. Benarkah seperti itu?.
Hubungan tanpa status atau HTS adalah kondisi dimana seseorang menjalin hubungan tanpa melibatkan status apapun seperti memberi label kekasih atau pacar, namun memiliki kedekatan hubungan layaknya orang yang pacaran pada umumnya. Tidak ada yang tahu kapan mulainya fenomena ini muncul. Namun, yang pasti fenomena ini berdampak pada kesehatan mental personal. Apa aja sih dampak psikologis HTS?.
Overthinking
Kita pasti gak asing lagi dengan kata “Overthinking”, ternyata HTS juga memberi dampak “Overthinking” loh. Disaat melihat doi jalan atau sekedar bersenda gurau dengan yang lain, kamu gak bisa melarang atau membatasi hal tersebut. Karena dari awal memang tidak punya status apapun. Kamu juga gak boleh cemburu jika doi sudah jadian sama yang lain.
Gangguan Emosional
Perasaan emosional seperti kecewa, cemburu, dan sebagainya sudah hal umum terjadi bagi orang yang menjalani hubungan tanpa status (HTS). Sering berkomunikasi bahkan jalan berdua menimbulkan perasaan suka semakin dalam. Tapi semakin dalam perasaannya, semakin dalam juga perihnya. Terlebih melihat doi pada akhirnya punya pacar ataupun menikah. Perasaan kecewa, sedih, dan cemburu jika berlarut-larut dapat menyebabkan gangguan emosional seperti Mood Swing.
Muncul Trust Issue
Trust Issue atau rasa tidak percaya muncul setelah suatu hubungan HTS sudah berakhir bahkan menjadi asing satu sama lain. Akhirnya seseorang tidak lagi percaya dan menaruh harapan lebih terhadap orang lain, yang membuat perasaan trauma akan cinta selamanya.
HTS seru mungkin jika pada akhirnya bahagia ditakdirkan bersama. Namun, bagaimana kalau HTS itu pada akhirnya hanya membantu dia menemukan “pilihannya”? atau bahkan berakhir menjadi asing. Jadi jangan anggap remeh HTS, ya! Daripada hubungan nya gak jelas mending dari awal minta kepastian, daripada sakit di akhir, gak enak loh.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H