Vaksin merupakan salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengurangi resiko penularan virus Covid-19. Pengembangan vaksin yang aman dan efektif juga diupayakan pemerintah untuk mengendalikan pandemi ini sangat penting, karena diharapkan dapat menghambat penyebarannya dan mencegah terulangnya kembali di masa depan. Vaksin nantinya berfungsi sebagai sistem kekebalan yang menjadikan tubuh mampu beradaptasi dengan virus tersebut. Di Indonesia, seruan vaksin mulai terdengar masif semenjak bulan Februari 2021.
Dalam proses penerimaannya, vaksin juga menuai berbagai macam respons di masyarakat, positif ataupun negatif. Khususnya dari kalangan masyarakat yang menganggap bahwa Covid-19 bukan merupakan penyakit yang serius. Ada beberapa faktor yang menyebabkan masyarakat memberikan respons terhadap adanya vaksin tersebut, salah satunya ialah faktor ketidakpercayaan masyarakat akan kandungan dari vaksin. Berbagai macam portal berita, khususnya di media massa banyak isu yang menjelaskan jika terdapat kandungan vaksin memiliki efek yang buruk terhadap tubuh. Penolakan vaksin sering dilatarbelakangi oleh pandangan agama-apokaliptik berakar pada etos masyarakat religius.
Munculnya pro dan kontra masyarakat terhadap vaksinasi tidak hanya disebabkan oleh ketersediaan vaksin, merebaknya pemberitaan hoax, dan kehalalan  vaksin, tetapi  juga  oleh  kondisi  atau  faktor  yang kompleks seperti komunikasi publik yang dilakukan  pemerintah tidak terlalu efektif. Salah satunya, ialah penggunaan media sosial sebagai platform untuk menyerukan vaksin. Media sosial menjadi media untuk menyuarakan suara masyarakat. Dalam hal ini media sosial sebagai platform untuk merespon program vaksinasi yang terjadi di Indonesia. Media sosial telah mengubah protes yang terjadi dengan konvensional menjadi lebih digital menggunakan media sosial.
Lalu, dengan adanya penggunaan media sosial dan seruan yang dilakukan masyarakat di platform tersebut untuk melakukan vaksin, nantinya bertujuan untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melakukan vaksin. Masyarakat memiliki peran penting dalam memutus mata rantai penularan Covid-19 agar tidak menimbulkan sumber penularan baru pada tempat-tempat dimana terjadi pergerakan, interaksi antar manusia dan berkumpulnya banyak orang. Vaksin bukanlah sebuah obat, vaksin mendorong pembentukan kekebalan spesifik tubuh agar terhindar dari sakit yang berat.
Lantas, fenomena berkembangnya kesadaran masyarakat terhadap vaksin menjadi sebuah hal yang menarik. Hal tersebut juga berkaitan dengan salah satu pandangan tokoh terkemuka yaitu Bronislaw Malinowski. Pandangan Malinowski tentang fungsionalisme merupakan salah satu teori besar pada ilmu-ilmu sosial yang sampai sekarang masih digunakan. Dalam hal ini, fenomena tentang kesadaran masyarakat tentang kegunaan vaksin akan dicoba untuk dianalisis dengan padangan fungsionalisme yang dikemukakan Malinowski.
Teori fungsionalisme yang dikemukakan oleh Bronislaw Malinowski merupakan salah satu teori yang memiliki dampak besar pada ilmu sosial. Teori ini merupakan salah satu bentuk dari grand theory yang hingga sekarang menjadi acuan dari perkembangan teori ilmu-ilmu sosial. Secara garis besar, teori Malinowski ini merupakan hasil olah pikirnya atas fenomena yang ia lihat dan rasakan saat melakukan sebuah penelitian. Paradigma fungsional dianggap sebagai perkembangan paradigma yang revolusioner (Isodarus, 2021).
Dalam pandangan fungsionalisme yang ia kemukakan, Malinowski menjelaskan jika sebuah aktivitas kebudayaan bermaksud untuk memuaskan hasrat atau naluri manusia untuk kebutuhan tertentu. Pernyataan tersebut merupakan hasil olah pikir Malinowski setelah dirinya melakukan sebuah penelitian di Kepulauan Trobriand, Papua Nugini. Malinowski menjelaskan sistem perdagangan atau ekonomi yang saling terkait dengan unsur kebudayaan lainnya seperti kepercayaan, sistem kekerabatan dan organisasi sosial yang berlaku pada masyarakat Trobriand. Dari berbagai aspek tersebut terbentuk kerangka etnografi yang saling berhubungan satu sama lain melalui fungsi dari aktifitas tersebut. Dalam perkembangan pemikiran fungsionalisme berasal dari pengaruh Emile Durkheim sebagai salah satu sosiolog yang mencetuskan teori fungsionalisme. Pemikiran Durkheim terkait fungsionalisme bertujuan untuk menunjukkan kondisi suatu masyarakat yang baik atau ideal. Pemahaman atas baik dan ideal merujuk pada masyarakat yang terintegrasi dan stabil serta seluruh institusi-institusinya berjalan sesuai fungsi dan peranannya masing-masing.
Aspek-aspek tersebut juga bisa dianalisis pada fenomena kesadaran vaksin pada masayrakat di Indonesia. Aktivitas pemberian vaksin di Indonesia juga memiliki keterkaitan dan berhubungan dengan unsur-unsur kebudayaan yang sudah ada. Vaksin memiliki fungsi bagi sistem pengetahuan, sistem organisasi sosial, sistem teknologi, dan sistem religi yang ada di masyarakat Indonesia. Vaksin jika ditinjau lebih mendalam memiliki fungsi-fungsi tersebut secara tidak langsung. Keterikatan antara satu aspek dengan aspek yang lain sehingga menyebabkan adanya dinamika pada masyarakat.
Jika ditinjau dari sistem pengetahuan, maka vaksin ialah bentuk fisik pemikiran manusia atas respon pada sebuah penyakit yang menyebabkan mereka harus membuat obat sebagai bentuk adaptasi pada penyakit tersebut. Lalu, sistem organisasi sosial dapat dilihat dari bagaimana organisasi-organisasi masyarakat yang membantu pemerintah untuk mengorganisir dan membantu jalannya pelaksanaan vaksin ke unsur masyarakat yang lebih mikro. Bentuk sistem teknologi juga menjadi salah satu hal yang dilakukan untuk memunculkan sebuah obat baru bagi umat manusia agar tetap bertahan pada fenomena pandemi ini. Dan sistem religi ialah perwujudan dari kepercayaan manusia untuk menghindari kematian, sehingga mereka mencoba untuk bertahan hidup dari pandemi dengan vaksin.
SUMBER
Â