Lumajang, Yosowilangun Lor - Dalam rangka menerapkan pendekatan pembelajaran praktis dan berdampak positif pada masyarakat, mahasiswa yang sedang mengikuti Program Kuliah Kerja Nyata (KKN) tampaknya telah berhasil menyatu dengan para pedagang lokal di sekitar wilayah tempat mereka bertugas.
Para mahasiswa  dari Universitas Muhammadiyah Jember tersebut telah berhasil menggali kisah inspiratif seorang pengusaha kripik lokal. Dari awalnya hanya berkeliling rumah dengan sepeda motor, kini ia mampu membangun jaringan konsumen hingga puluhan orang.
Dibalik aroma sedap kripik pisang yang renyah, tersembunyi sebuah kisah inspiratif yang menggetarkan hati. Dalam kisah yang mengharukan ini, kami berkenalan dengan Bapak Jumak, seorang penjual keripik keliling di kota ini. Ia telah menghabiskan beberapa tahun berjualan kripik dengan sepeda motor jadulnya, menjajakan berbagai jenis kripik seperti pisang, talas, dan tempe kepada warga sekitar. Dan telah berhasil memberikan kehidupan yang lebih baik bagi keluarganya. Namun, di balik senyumannya yang ramah, tersembunyi perjuangan yang luar biasa.
Kisah ini terungkap ketika Mahasiswa yang sedang mengikuti Program KKN datang dan melakukan kunjungan ke berbagai UMKM setempat. Beliau berbagi cerita dengan kami tentang kisah pengalaman hidup dan perjuangannya selama ini. Beliau menjelaskan tentang kondisinya bahwa ia mengidap penyakit Polip dan akan kambuh jika terlalu kelelahan, bahkan tidak sungkan-sungkan untuk beristirahat sejenak pada tempat saat ia berlabuh ketika penyakit yang di alaminya pun kambuh. Dengan kegigihan yang luar biasa, ia pun menghadapi cuaca yang kadang tak bersahabat dan rintangan finansial yang sulit, seperti membiayai ketiga buah hatinya dengan hasil jerih payah berjualan kripik dan susu kedelai berkeliling kota. Namun, ketekunan dan semangatnya untuk memberikan pendidikan yang baik bagi ketiga anaknya tidak pernah luntur.
Dalam wawancara singkat, Pak Jumak berkata, "Saya tahu betul betapa pentingnya pendidikan bagi anak-anak saya. Meski perjalanan tidak selalu mudah, melihat mereka tumbuh dan berkembang adalah hadiah terbesar bagi saya." Ia juga menambahkan, "Kripik yang saya jual bukan hanya makanan, tetapi harapan untuk masa depan yang lebih cerah."
Setiap pagi, Pak Jumak bangun sebelum matahari terbit untuk mempersiapkan keripik yang akan dijualnya. Ia dibantu oleh istrinya dalam hal pembuatan, penyajian dan pengemasannya. Ia bekerja sekeras mungkin, kadang-kadang harus menghadapi cuaca yang ekstrem atau jalan yang sulit dilalui. Namun, cobaan itu tidak pernah mengendurkan semangatnya. Ia menjalani kesehariannya dengan penuh keyakinan bahwa kerja kerasnya akan membawa perubahan positif dalam hidup.
Kisah Pak Jumak menjadi semakin menginspirasi ketika warga sekitar mulai mengenal perjuangannya. Banyak dari mereka yang tergerak oleh dedikasinya yang luar biasa untuk anaknya.
Salah satu mahasiswa Program Kuliah Kerja Nyata ( KKN ) M. Aditya Pratama, pun tersentuh dengan kisah dari Bapak Jumak tersebut dan menggerakkan teman temannya agar bisa berkontribusi dalam membantu usaha dari Pak Jumak, yaitu dengan membantu usaha tersebut dengan membantu proses pembuatan, pengemasan, pemasaran seperti mempromosikan kripik Pak Jumak  secara online bahkan ia dan teman temannya ( Doni, Adi, Nabilla, Fauzi ) pun tidak segan-segan membantu Pak Jumak berjualan berkeliling desa dan sekolah sekolah untuk menjajakan kripik olahannya.
Dalam wawancara singkat dengan Wakasek SDN 03 Kebonsari, Ibu Ulyuning Rahayu berkata, " Pak Jumak hampir setiap hari datang dan mengantarkan produk kripiknya dengan senyuman yang ramah dan hangat." Ia menambahkan, " untuk rasanya sendiri enak, renyah, dan sedang dalam tingkat kegurihannya serta harganya murah hanya 5 ribu saja perbungkus untuk kripik tempe dan 8 ribu rupiah untuk harga kripik pisangnya. Kripik pisang dan kripik tempe menjadi favorit bagi saya."
Selain mempunyai puluhan konsumen dibeberapa desa di Lumajang seperti Lumajang kota, Wonorejo Kencong dan daerah Pasirian ( Lumajang ), Pak Jumak juga mempunyai pelanggan setia dari berbagai teman yang ada di luar kota khususnya di daerah Jawa Barat. Untuk pengiriman nya sendiri di bantu oleh anak-anaknya dengan cara mengirimkan melalui JNE dan JNT.