Kehamilan Aairah kini makin membesar. Sudah menginjak bulan kedelapan. Itu artinya sebentar lagi ia akan melahirkan.
"Semoga kau selalu sehat anakku, kelak kau akan menjadi pemimpin Bangsa Nabataea." ucap Aairah pelan sambil mengusap perutnya sore itu.
"Semoga Dewa selalu memberkatimu anakku..." balas Rashad yang saat itu sedang duduk disebelah Aairah mengerjakan laporan keuangan kerajaan.
"Ia suamiku. Semoga." Balas Aairah sambil membolak -- balik lembaran buku ramuan minyak wangi.
Mereka berdua saling pandang dan tersenyum bahagia.
Dengan semakin besarnya perut Aairah, ia tidak bisa leluasa beraktivitas seperti dulu. Membersihkan kebun, memasak untuk suaminya dan aktivitas rutin lainnya kini dikerjakan oleh Hamra dan beberapa pelayannya.
Aairah hanya bisa beristirahat total sambil menunggu kelahiran anaknya. Sesekali ia membaca buku -- buku tentang jenis -- jenis rempah dan ramuan wewangian. Semua buku itu ditulis dalam Bahasa Aram. Yakni bahasa sehari -- hari Bangsa Nabataea.
Ia dengan mudah mendapatkan buku -- buku itu dari teman suaminya yang bekerja sebagai pedagang di Semenanjung Arab. Sebagai pedagang, tentunya mereka memiliki hubungan yang luas dengan pedagang lain dari berbagai negara.
Beberapa buku yang dimiliki Aairah diantaranya adalah buku tentang pengetahuan rempah -- rempah yang ia peroleh dari Suraj. Seorang pedagang rempah -- rempah dari India.
Saat itu India terkenal akan rempah -- rempah yang berkualitas.
Aairah juga memiliki buku pengetahuan tentang jenis -- jenis madu dan bunga -- bunga liar. Ia mendapatkannya dari seorang pedagang saat suaminya Rashad berkunjung ke Mesir untuk sebuah tugas kerajaan. Di Negara Timur Tengah, saat itu Mesir terkenal akan ramuan wewangiannya.