Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

7 Hal yang Menghambat Kesuksesan Orang Cerdas

23 Oktober 2019   08:11 Diperbarui: 23 Oktober 2019   08:35 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
www.mahindraraj.com

Kita pasti setuju bahwa orang cerdas pasti identik dengan kesuksesan. Dengan kemampuan otaknya yang cemerlang, ia pasti mampu mengatasi segala permasalahan dan meraih banyak hal dalam hidupnya. Hal ini telah menjadi pandangan umum dalam masyarakat kita.

Umumnya kita percaya bahwa jika orang pandai dan bekerja keras yang tumbuh dalam lingkungan yang mendukung, kesuksesan akan datang pada akhirnya. Tapi sayangnya hal itu belum tentu demikian.

Berikut ini tujuh alasan mengapa kita mungkin tidak menemukan kesuksesan meskipun kita cerdas dan pekerja keras :

1. Kita tidak memiliki koneksi yang luas
Manusia saling membutuhkan satu sama lain. Kehidupan manusia saling terkoneksi. Ketika kita menyadari hal ini, kita harus bertindak untuk mencari koneksi-koneksi baru. Tidak berkutat pada koneksi yang sudah ada. Berputar disana terus menerus tanpa bisa keluar dari lingkaran koneksi itu. Ini adalah sebuah kesalahan. Mengapa? Ketika hidup kita hanya terkoneksi dengan orang-orang lama, kepribadian kita dan pemikiran kita tidak akan berkembang. Ide dan pemikiran kita hanya berada di seputar orang-orang itu saja. Kita tidak akan mampu menciptakan terobosan baru dalam hidup karena kita hanya memiliki ide yang sama yang berasal dari orang yang sama yang didaur ulang berulang-ulang.

Cobalah untuk membuka diri, memperkenalkan diri kita kepada orang lain. Di zaman serba digital seperti sekarang akan terasa sangat mudah. Banyak orang diluar sana yang bisa kita jadikan koneksi kita. Tentunya pilihlah koneksi yang saling menguntungkan.

2. Kita malas untuk berubah
Berada di lingkungan yang sama untuk waktu yang lama membuat kita sulit untuk beradaptasi dengan sesuatu yang baru. Oleh karena itu kita harus berubah. Karena perubahan menghadirkan peluang untuk munculnya hal-hal baru dalam hidup kita. Janganlah menolak perubahan. Ketika perubahan itu baik untuk kita, ikutilah. Bersikaplah terbuka terhadap konsep baru dan rasa ingin tahu tentang dunia di sekitar kita.

3. Kita tidak mau mengambil risiko
Orang pandai sering memilih jalur yang aman. Mereka mungkin mengikuti jalur yang sama dengan rekan-rekan mereka atau memilih karier yang dianggap dapat diterima oleh rekan-rekan mereka. Ujung-ujungnya mereka menemukan pekerjaan mereka tidak memuaskan dan  mereka ingin melakukan sesuatu yang lain, tetapi takut melakukannya.

Jika kita berpikir untuk memperluas jangkauan kita, pertimbangkan seperti apa hidup kita. Pertimbangkanlah segala sesuatunya baik-baik. Sehingga kita tidak akan menyesali keputusan yang telah kita buat.

4. Kita terlalu yakin dengan kemampuan kita
Ketika label "pandai" melekat pada diri kita, kita akan menilai bahwa kita pantas mendapatkan sesuatu karena kecerdasan kita. Kita akan mudah mendapatkannya karena kecerdasan kita. Kita akan berpikir bahwa segala sesuatunya akan berjalan lancar karena kemampuan kita mengatasi segala masalah yang ada. Sayangnya, hidup tidak berjalan seperti itu.

Di dunia nyata, kita tidak mendapatkan hasil berdasarkan pekerjaan yang kita lakukan. Kita mendapatkan hasil berdasarkan kombinasi kerja keras, pemikiran strategis dan sedikit keberuntungan yang terlibat. Kita dapat meningkatkan faktor terakhir dengan mengerjakan dua yang pertama. Ingatlah itu.

5. Kita terus mengejar apa pun yang menarik saat ini
Orang yang pandai cenderung memiliki ambisi yang kuat. Ambisi untuk mengejar segala kesuksesan yang ada di depan mata. Hal ini adalah sebuah kekeliruan. Ketika kita disibukkan dengan "pengejaran" itu, kita melupakan satu hal. Yakni fokus. Kita cenderung melupakan kesuksesan yang telah kita raih. Fokus kita terdistraksi oleh ambisi kita yang baru.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun