Mohon tunggu...
Choirul Rosi
Choirul Rosi Mohon Tunggu... Penulis - Penulis cerpen yang hobi membaca buku dan novel

Cerita kehidupan yang kita alami sangat menarik untuk dituangkan dalam cerita pendek. 🌐 www.chosi17.com 📧 choirulmale@gmail.com IG : @chosi17

Selanjutnya

Tutup

Worklife Pilihan

Kerja Keras? Gak Lagi

16 Mei 2019   08:44 Diperbarui: 16 Mei 2019   14:00 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kerja sibuk diartikan sebagai kegiatan yang membutuhkan banyak waktu dan tenaga namun tidak menyumbang apapun dalam pencapaian tujuan. Terlalu banyak menyibukkan diri akan berdampak pada meningkatnya stres.

Mengecek email, membuka website, memposting gambar di Instagram adalah contoh kesibukan kerja. Semakin kita terlibat dalam banyak pekerjaan, semakin kita merasa produktif dan terlihat sibuk.

Melakukan banyak pekerjaan yang berbeda -- beda akan membuat kita merasa seperti orang penting di tempat kerja dan itu akan membuat kita senang menjadi orang yang penting.

Kebanyakan orang lupa menganalisa "nilai" dari pekerjaan tersebut. Mereka hanya melihat "jumlah" yang mereka hasilkan di akhir pekerjaan mereka, bukan kualitas pekerjaan itu sendiri. Mereka akan merasa puas jika berhasil menyelesaikan banyak pekerjaan. Padahal yang sebenarnya terjadi adalah bahwa kepuasan itu bersifat palsu.

Kepuasan yang kita peroleh setelah menyelesaikan banyak pekerjaan ibarat asap yang membutakan pandangan kita secara berkala. Membutakan pandangan kita terhadap pekerjaan mana yang biasa -- biasa saja dan pekerjaan mana yang lebih penting.

Kita ambil contoh sederhana, ketika kita memposting gambar di sosial media dan mendapat banyak like serta puluhan komentar dari para follower kita. Saat itulah kita akan mendapatkan kepuasan. 

Namun kepuasan yang palsu. Kepuasan palsu itu akan menghasilkan dopamine didalam otak kita. Sebuah hormon didalam otak yang memberikan sensasi kesenangan bagi tubuh kita. Hormon itulah yang menciptakan kesan yang salah. Kesan bahwa kita telah menjadi orang yang produktif. Tapi sebenarnya tidak. Kesibukan sperti diatas hanya memiliki "nilai"yang sedikit dan tidak memberikan perkembangan yang berarti dalam pekerjaan kita.

Berhentilah fokus pada kerja sibuk dan mulailah fokus pada pekerjaan yang lebih penting. Berhentilah merasa puas atas hasil pekerjaan biasa -- biasa saja dan fokuslah pada pekerjaan yang memberikan hasil lebih besar bagi hidup kita.

Lantas, bagaimana cara kita fokus pada pekerjaan yang penting?

Jawabannya adalah dengan mengurangi pekerjaan yang kita tangani. Jangan menangani semua pekerjaan yang ada. Tapi kita harus lebih selektif dalam bekerja. Gunakan waktu dan energi kita secara tepat hanya untuk pekerjaan memiliki "nilai" dan pencapaian hasil yang besar. Sehingga ketika kita telah fokus pada satu pekerjaan yang penting, waktu dan energi yang kita gunakan tidak akan habis dengan percuma.

Berikut penulis uraikan langkah -- langkah untuk menyelesaikan pekerjaan yang penting :

1. Tentukan tujuan yang jelas.

Apa tujuan kita melakukan pekerjaan itu? Apa yang akan kita hasilkan setelah selesai mengerjakan pekerjaan itu? Dengan adanya tujuan yang jelas, kita tidak akan terdistraksi saat bekerja. Sehingga kita bisa tetap fokus pada pekerjaan yang sedang kita tangani.

Tujuan ini bisa kita tetapkan secara harian, mingguan atau tahunan. Tergantung kompleksitas pekerjaan yang sedang kita tangani. Dengan adanya tujuan yang jelas, kita akan mudah meminimalisir pekerjaan yang biasa -- biasa saja.

2. Perjelaslah tugas -- tugas yang penting.

Dari sekian banyak tugas yang kita tangani, kita harus mampu menentukan mana pekerjaan yang biasa dan mana pekerjaan yang penting. Pekerjaan yang penting inilah yang akan mengantarkan kita pada pencapaian hasil yang besar.

"You only have to do a very few things right in your life so long as you don't do too many things wrong."---Warren Buffett

3. Periksalah semua aktivitas pekerjaan sibuk kita.

Online di sosial media, memeriksa email dan menjawab komentar follower adalah beberapa contoh pekerjaan yang menyibukkan.

Untuk menghasilkan sebuah produktivitas kerja, kita harus mampu mengendalikan itu semua. Sebab pekerjaan yang sibuk itu hanya akan menghabiskan energi dan waktu kita. Tapi nol hasil. Kita harus melindungi waktu yang kita miliki seperti halnya kita melindungi orang yang kita sayangi. Sebab dalam produktivitas kerja, waktu mengendalikan segalanya.

Jadi, apa yang kita tunggu? Lakukanlah sekarang juga. Jangan ditunda -- tunda. Bekerjalah dengan benar dan bekerjalah dengan pintar.

Salam....

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun