Semak belukar menghalang pandangan, jadi tidak kelihatan wajah Liza dan Hend. Dari kejauhan menanggap pertanyaan mama Ima.
Liza; ini saya "Liza deng Hend" mama Ima.
Mama Ima; Ci, Liza deng Hend ada cari, mari duduk dulu di rumah-rumah.
Cici; mari, ngoni dua ada perlu apa.?
Hend; tadi Torang dari kampung, Mil pe kaka su ada, kong Mil titip salam, kalau kadara di kebun lihat Cici kasih tau dia, bilang saya pe kaka su ada. Barang bakiapa kong Cici.?
Cici; katanya mau buat kelas belajar dalam kampung, abis tong baronda di Mil pu rumah eee.
Liza; bagus itu, nanti baku pangge eee.
Setelah itu, Liza dan Hend pergi. Om Ali sibuk menyulam jerami menjadi atap. Mama Ima kembali bekerja, Cici istirahat sambil membaca buku sekolah. Ia renungi apa yang terjadi lalu membuat catatan pendek. Sampai matahari mulai nampak miring di arah 16. Ini waktu balik ke rumah.
Dalam perjalanan balik, Cici menikmati sore dengan memandangi petani yang masih sibuk memetik sayur, mereka ambil sangat terbatas. Sayur tanpa ada semprotan kimiawi sangat tidak berbahaya jika langsung di masak.
Namun sore yang malang, burung-burung tidak lagi kelihatan mencari dahan buat hinggap istirahat. Cici bertanya ke papa.
Cici; papa, burung di kampung so tarada, di hutan dekat kebun juga so tarada. Dong terbang pigi mana?