Mohon tunggu...
Shofyan Kurniawan
Shofyan Kurniawan Mohon Tunggu... Freelancer - Arek Suroboyo

Lahir dan besar di Surabaya. Suka baca apa pun. Suka menulis apa pun.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

The Decision Book, Giliranmu Mengambil Keputusan

7 Maret 2021   14:37 Diperbarui: 7 Maret 2021   15:10 1768
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pola Matriks Eisenhower, kau bakal diajak untuk menentukan mana keputusan yang harus segera dikerjakan, mana yang bisa ditunda. Pola tersebut terbagi menjadi empat kolom, bergambar seperti berikut:

dokpri
dokpri
Kemudian dalam pola Analisis SWOT, kau bakal diajak mengetahui apa yang jadi kekuatanmu (Strength), lalu apa kelemahanmu (Weakness), lalu apa kesempatan yang bisa kau ambil (Opportunities), dan yang terakhir, apa ancaman yang menghadangmu (Threats). Dengan menerapkan pola ini, diharapkan kau bisa memaksimalkan kesempatan yang ada di depan mata dan meminimalkan dampak dari ancaman.

dokpri
dokpri
Sementara itu dalam pola Karet Gelang, kau digambarkan sebagai orang terikat di kedua sisi, kiri dan kanan. Masing-masing sisi saling tarik-menarik, dan kau bisa terbawa ke salah satunya. Sisi yang satu berisi pertanyaan: Apa yang menahan saya? Sedangkan sisi yang lainnya berisi pertanyaan: Apa yang mendorong saya? Pola ini sendiri bisa dikombinasikan dengan pola Analisis SWOT untuk memudahkanmu memutuskan antara maju atau justru mundur.

dokpri
dokpri
Dan jika kau masih sulit memutuskan, kau bisa menempuh pola Teori Pemikiran Tidak Sadar. Tujuan pola ini adalah untuk mematikan sisi rasional otak yang membuatmu berlama-lama dalam mengambil keputusan. Ada dua cara yang bisa ditempuh: pertama, memutuskan dengan melakukan lempar koin; yang kedua, dengan sedikit bermain-main mengandalkan metode di bawah ini:

dokpri
dokpri
Sebagai “rem” apabila keputusan yang kau pilih keliru, terapkan juga pola Pedoman Berhenti. Caranya dengan menentukan batasan kapan seharusnya kau perlu merevisi keputusan. Sifat pola ini yang harus diikuti tanpa kompromi, mungkin bisa menyelematkan kita dari kerugian yang lebih besar. Lebih mudahnya kau bisa melihat gambar berikut:

dokpri
dokpri
Kelima pola itulah yang saya rasa tepat bagi saya. Tertarik ikutan?

#2 – Memahami Diri Sendiri

Di awal Mikael Krogerus dan Roman Tschäppeler meminta pembaca memilih satu dari dua pendekatan yang ada, yaitu antara: Pendekatan Orang Amerika atau Pendekatan Orang Eropa. Mereka berdua menyarankan, jika kau memilih Pendekatan Orang Eropa—pelajari teorinya lebih dulu, lalu mempraktikkannya, dan jika gagal, analisis, kembangkan, dan berusaha lagi—, kau bisa melompati tahapan awal dan langsung loncat ke tahapan selanjutnya.

Beberapa pola dari total 12 pola yang tersedia, yang mendapat perhatian lebih dari saya, antara lain: Pola Buatan, Pola Potensi Perangkap Pribadi, dan Pola Persimpangan Jalan.

Pola Buatan bisa dierapkan untuk mengevaluasi apa yang kau kerjakan selama ini, demi menemukan apa yang harusnya dilupakan saja dan apa yang bisa kau pakai di masa depan. Untuk menerapkan pola ini, kau perlu mengisi kolom berisi pertanyaan berikut:

dokpri
dokpri
Lalu pola Potensi Perangkap Pribadi dimaksudkan agar kau tak terjebak ekspektasi yang terlalu tinggi. Ekspektasi yang terlalu tinggi bagaimanapun bakal memberatkanmu dalam mengambil keputusan, karena kau cenderung buta atas apa kekuatanmu dan apa kelemahanmu. Itu membuatmu hanya terpaku untuk memenuhi ekspektasi tanpa berpikir realistis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun