Mohon tunggu...
Masdar
Masdar Mohon Tunggu... Guru - Matematika dikepala ku... Menulis tujuan ku

Menulis adalah kunci kesuksesan karena Tulisan adalah jembatan Ilmu 😎😍😁

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Guru atau Menggurui?

19 Juli 2020   09:56 Diperbarui: 19 Juli 2020   09:59 179
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rapat di Aula 14 Juli 2020 | dokpri

Kata Guru tidak bisa dilepaskan dari sosok pendidikan, Guru merupakan tiang tiang yang begitu penting dalam dunia pendidikan, mengapa pendidikan memerlukan Guru ?, ada apa sebenarnya dengan kata Menggurui ?, nah mari coba kita bahasa sedikit, dan penulis coba menuangkan pemikirannya di kompasiana ini.

Pertanyaan pertama mengapa pendidikan memerlukan Guru? ternyata dizaman Covid sekarang ini menurut hemat penulis, Terbukti Guru sudah dapat dikatakan penting, karena Covid, guru diharuskan membuat kreatifitas untuk dipersembahkan di OnLine dan bahkan hal itu membuat keterbatasan peserta didik / siswa merasa terbatas untuk bisa bertanya lebih dari biasanya, sehingga mengakibatkan peranan orang tua dirumah menjadi meningkat dan harus membantu mendidik anaknya lebih dari biasanya.

Pertanyaan kedua ada apa sebenarnya dengan kata Menggurui? Nah kata Menggurui ini sudah penulis dapatkan dari pengalaman pribadi, dimana Penulis waktu itu tidak dikenal oleh orang tua wali siswa, dan ditanya oleh Orang tua siswa, Anda Bekerja Sebagai apa disekolah ini pak, lalu penulis jawab, "Saya cuma tukang dipapan tulis Bu", dan penulis berkata demikian agar hati dan identitasnya tersamarkan, hehe. 

Bahkan ada yang lebih ekstrim, dimana temannya penulis menjawab "Saya cuma tukang Kebun di sekolah ini Bu" sambil tersenyum diucapkan beliau, dengan maksud agar orang tua wali tadi tidak merasa, dan ketika ketemu dilain waktu Anaknya bilang mama itu Guru saya ma... Lalu mamanya kaget dan sepontan tersenyum bahagia karena dibercandain oleh Guru senior tadi hehe.

Nah dari kisah diatas penulis mengambil kesimpulan bahwa tidak semua Guru merasa enak dan nyaman dipanggil Guru, apalagi sampai seorang Guru meminta dipanggil guru, "mungkin itu adalah sebuah Adab ya ?" Apalagi sampai timbul dihati seorang guru merasa menggurui, sepertinya itu adalah hal yang tidak dimiliki oleh para Guru. Guru guru senior sepertinya sudah menganggap anak didiknya adalah anak anaknya sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun