Rihlah atau dalam bahasanya kaum millenial adalah healing, saya mulai dari Bangkalan, start pukul 07.50 wib dan tiba di lokasi pukul 11.00 wib.
Nah, setibanya di parkiran kampus IKHAC atau disebut juga dengan Green Campus Mojokerto, kami langsung mampir ke warung AFI. Warung yang menyediakan beberapa menu nasi lengkap dengan varian ikan dan minuman seperti Nila Bakar, Nila Goreng, Ayam Bakar, Ayam Goreng, Bebek Bakar, Bebek Goreng, Rica Mentok, Tempe Penyet, Mie Ayam, Bakso dan yang membuat saya penasaran adalah menu Penyetan Wader.
Menu minumannya seperti biasa yaitu es teh, es jeruk dan air mineral.
Yang tidak kalah unik adalah jejeran kursi yang berbeda dengan biasanya. Salah satu tim saya bilang kalau ini adalah kursi Tawaduk. He he..
Mengapa dinamakan kursi Tawaduk?, Ya karena modelnya sangat rendah, mungil tapi nyaman di duduki, ini menurut asumsi saya saja.
Dengan Tawaduknya kursi tadi, para pembeli merasa nyaman untuk santai-santai sambil lihat pemandangan pegunungan yang diselimuti oleh awan putih di arah timur. Sejuk dan tidak panas karena tempatnya berlokasi di dataran tinggi, pegunungan Mojokerto.
Kembali ke Penyetan Wader, he he.. Wader merupakan sebutan orang-orang Mojokerto yang katanya menjadi makanan khas di sana. Sebetulnya di daerah kami ikan itu ada tapi bedanya namanya dan penyajian menu untuk di makan juga berbeda.
Wader yang di maksud di Mojokerto ini adalah sejenis ikan kecil yang dikeringkan dan kemudian di goreng agak gurih sehingga terasa makan kerupuk kemudian di ulek dengan sambal pedas Penyetan, dilengkapi dengan seiris gorengan tahu dan tempe, juga lalapan.
Lumayan mengobati rasa penasaran menu makanan dengan istilah baru di desa orang. He he..
Sebelumnya mohon maaf jika apa yang saya jelaskan berbeda persepsi dengan yang sebenarnya menurut orang Mojokerto khususnya ,. Ini hanya menurut saya pribadi. Berbagi kisah dan pengalaman.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!